Saturday, November 24, 2012

TUGAS Kewirausahaan MAN BABAKAN

BIOGRAFI ORANG SUKSES


Nama :
Kelas : XII IPA 2
Mapel : Kewirausahaan

Theodore Permadi Rachmat – TRIPLE A JAYA

**Adira Finance Astra Internasional
Nama Theodore Permadi Rachmat (TPR) tidak bisa dilepaskan dari perkembangan Grup Astra  Memang ia harus berterima kasih kepada pamannya William Soeryadjaya yang memberinya kesempatan untuk ikut membantu mengelola anak-anak perusahaan milik pamannya tersebut. Lulusan Teknik Mesin Institut Tehnologi Bandung tahun 1968, seangkatan dengan Benny Subianto dan Subagio Wiryoatmodjo yang juga dikenal sebagai eksekutif di PT Astra International.
Pada awalnya, ia mencoba untuk berusaha sendiri. Bersama kakaknya Benecditus Purwanto Rachmat sempat mendirikan sebuah perusahaan konstruksi PT Porta Nigra pada tahun 1970. Magang di perusahaan Gevehe B, Belanda. Setahun kemudian dia pindah menjadi salesman alat-alat berat Allis Chalmers Astra. Di tahun 1972 diangkat  menjadi direktur pada PT Astra Honda Motor (dahulu PT Federal Motor – perakit sepeda motor Honda). Ini awal kiprahnya di Grup Astra. Sejak tahun 1984, diangkat menjadi presiden direktur di PT Astra International. Hingga pertengahan 1998, ia masih menjabat, kendati keluarga William Soeryadjaya sudah tidak aktif lagi di perusahaan tersebut. Sempat istirahat selama dua tahun, sebelum dipercayakan kembali memimpin perusahaan otomotif terbesar di Indonesia.
Selama berkiprah di Grup Astra, ia tidak hanya menjadi profesional semata. Salah satu “kebaikan dari Om William” adalah juga ikut memberi kesempatan untuk ikut menjadi pemilik pada anak-anak perusahaan. Porsinya memang tidak besar, yaitu sekitar 5 %. “Pemberian” ini tidak hanya diberikan kepada Theodore Permadi Rachmat yang masih terkait keluarga sebagai keponakan, tapi juga kepada profesional lain seperti Benny Subianto, Hagianto Kumala, Subagio Wiryoatmodjo, dan lain-lain.
Melalui pola ini, sejak tahun 1972, TPR telah memiliki andil 1 % pada perusahaan kontruksi PT Surya Semesta Internusa Tbk. Setahun kemudian ikut mendirikan PT Windu Tri Nusantara, sebuah perusahaan investasi, yang pada perkembangannya melakukan penyertaan pada  5 anak perusahaan (PT Mutiara Samudera Lines, PT Kayaba Indonesia, PT Traktor Nusantara, PT Sinar Abadi Cemerlang dan PT Cipta Piranti Tehnik). Ikut andil 2 % pada PT Sunrise Garden, pengembang perumahan Sunrise Garden di Jakarta Barat, 1,5 % di perusahaan HPH PT Emporium Lumber (nantinya dimerger ke dalam PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk, yang ikut dimiliki selama 17 tahun sejak 1980 hingga 1997) dan tercatat sebagai pendiri – andil 10 % – bersama ketiga pamannya (William Soeryadjaya, almarhum Tjia Kian Tie dan Benyamin Arman Suriadjaya) dan almarhum Masagung pada PT Inter Delta Tbk, perusahaan peralatan foto merk Kodak.
Pengembangan bisnisnya dilakukan melalui dua pola, yaitu melalui perusahaan induk dan pribadi. Perusahaan induk pertamanya adalah PT Triple A Jaya yang didirikan bersama istrinya Like Rani Imanto pada tahun 1979. Nantinya tidak hanya unit usaha ini yang berfungsi sebagai perusahaan induk. Lima belas tahun kemudian, mereka menambah lagi dengan sebuah unit usaha yaitu PT Trikirana Investindo Prima. Sedang yang kedua adalah investasi mereka secara pribadi.

Pembentukan PT Triple A Jaya pada awalnya bertujuan untuk mewakili kepemilikannya khususnya pada unit-uinit usaha yang dibentuk di bawah bendera Grup Astra. Sejak 1982 hingga 1997 terkait pada pendirian 2  perusahaan dan akuisisi 17 perusahaan. Beberapa perusahaan di antaranya adalah perusahaan investasi seperti pada PT Pandu Dian Pertiwi (dilepas pada tahun 1996), PT Kelana Bina Persada (5 %), PT Suryaraya Serasi (2,5 %), PT Mitracorp Pacific Nusantara (memiliki 7 anak perusahahaan sebelum nantinya dimergerkan ke dalam PT Astra Graphia Tbk dan dibubarkan pada  tahun 2003, lihat tabel kronologis),  PT Suryaraya Idaman (induk tiga  perusahaan perhotelan di Yogyakarta) dan PT Astra Otoparts Tbk.

Perusahaan lain yang terkait dengan PT Triple A Jaya adalah PT Aneka Komkar Utama (pabrik sarung tangan karet di Tangerang), PT Suryaraya Wahana (akan membangun pabrik pulp di Kalimantan Timur), PT Concretindo Rejeki (pabrik readymix concrete di Cirebon), PT Inkoasku (pabrik wheel rim di Jakarta), dan lalin-lain. Seluruhnya melalui PT Triple A Jaya (anak dan cucu perusahaan) ada 19 perusahaan anak dan 21 perusahaan cucu. Tidak semua eksis dan dimilikinya sekarang. Tercatat ada 10 perusahaan yang didivestasi, 3 perusahaan dimergerkan dan 8 perusahaan dilikuidasi.

Sementara melalui PT Trikirana Investindo Prima tercatat ada 14 perusahaan penyertaan (lihat tabel Daftar Anak Perusahaan Triple A Jaya). Tersisa 12 perusahaan setelah PT Palingda Nasional dan PT Suryaraya Bahtera melakukan merger masing-masing dengan PT Inkoasku dan PT Astra Agro Lestari Tbk di tahun 1994 dan 1997. Keduabelas perusahaan lainnya terdiri dari 8 perusahaan komponen otomotif (PT Gemala Kempa Daya -  chassis, PT Inti Ganda Perdana – axle & propeller shaft, PT Inkoasku – wheel rim, PT Pakoakuina -  wheel rim, PT Superior Coach -  body, PT Tri Dharma Wisesa -  brake shoe, PT Trimitra Baterai Prakasa - accu, PT Wahana Eka Paramitra – transmission assy), 2 perusahaan investasi (PT Arjuna Raya Unggul dan PT Persada Khatulistiwa Nusantara) dan masing-masing sebuah perusahaan makanan (PT Mejisinar Kasih) dan transpotasi (PT Puninar Saranaraya)
Investasinya secara pribadi pada awalnya juga dilakukan pada unit-unit usaha Astra. Tapi pada akhirnya juga dilakukan dengan mitra lainnya yang berasal dari non kedua kelompok. Ini mulai dilakukan pada 1987. Ketika itu bermitra dengan Lodewijk Johannes Henry Eman (keluarga F.H. Eman yang memiliki kelompok usaha Udatinda) membentuk PT Pakoakuina untuk memproduksi wheel rim. Dengan keluarga ini, ia memiliki pula kerja sama pada 2 pabrik komponen otomotif yaitu PT Inkoasku dan PT Palingda Nasional.

Setahun kemudian masuk ke industri pengolahan kayu dengan membentuk PT Nusaframia, bekerja sama dengan Dick Arief Gandaatmadja. Dua tahun berikutnya melakukan kerja sama dengan Sae Chang Moolsan Co. Ltd. membentuk PT Saechang Ceramics Indonesia yang memproduksi keramik. Bersamaan ini, ia masuk pula ke bisnis eceran dengan memakai pola waralaba. Dua  unit usaha di sektor ini adalah PT Karabha Unggul dan PT Suryaraya Mantaputama. Yang pertama menggandeng Makro untuk mendirikan pusat perkulakan, sedang yang kedua dengan Yaohan untuk bisnis departemen store. Perkulakan Makro dan Departemen Store Yaohan telah didivestasi kepemilikannya sejak 1995.
Sementara investasi pribadi yang dilakukan oleh istrinya, Like Rani Imanto lebih banyak bertindak mewakili kepentingan TPR. Tercatat pertama kali dilakukan pada tahun 1974 dengan mendirikan perusahaan investasi PT Delta Exim yang setahun kemudian mendirikan perusahaan kontruksi PT Delta Sarana Indonesia. Tercatat seluruhnya ada 14 perusahaan yang pendirian dan penyertaan awalnya terkait dengannya. Tujuh perusahaan perkebunan kelapa sawit (PTTunggal Perkasa Plantations, PT Sari Aditya Loka, PT Karya Tanah Subur, PT Sari Lembah Subur, PT Sankawangi, PT Sukses Tani Nusasubur dan PT Suryaraya Bahtera telah dilepas ke PT Astra Agro Lestari Tbk. Kini tersisa 4 perusahaan yaitu PT Catur Reksadaya (dagang), PT Djambi Waras (perkebunan karet), PT Purna Carmatama (sepatu olahraga) dan PT Brahma Binabakti (crumb rubber).
Pasca krisis belum terlihat banyak usaha yang didirikan oleh TPR dan anggota keluarganya. Melalui PT Trikarana Investindo Prima ada dua perusahaan yaitu PT Mejisinar Kasih dan PT Pesona Khatulistiwa Nusantara. Istri dan anak sulungnya (Christian Ariano Rachmat) mendirikan perusahaan dealer dan bengkel mobil PT Oto Karya Prima di Bandung. TPR terlibat pada 3 perusahaan yaitu PT Intanco Precision Tools (dies & mould component), PT Tanjung Sawit Nusantara (perkebunan kelapa sawit) dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (multi finance). Yang terakhir adalah perusahaan multi finance yang didirikan oleh almarhum ayahnya, Raphael Adi Rachmat. TPR mengambil alih 90 % sahamnya pada pertengahan tahun 2003, sebelum akhirnya dilepas kembali kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Sementara dari ketiga anaknya, yang telah terlibat dalam pendirian perusahaan adalah yang sulung. Selain dengan ibunya, ia memiliki dua perusahaan bermitra dengan partner luar yaitu PT Triputra Adi Jaya dan PT Supra Indofinan Pacific.
Jika dilihat dari porsi kepemilikannya pada sekian banyak perusahaan rata-rata relatif kecil, sekedar ikutan, upah dari keprofesionalnya. Tapi ini sebenarnya menguntungkan baik di kala sedang tertimpa musibah atau di masa prospek. Dengan minoritas andilnya, di kala mendapat musibah, relatif tidak terkena, dikarenakan biasanya sasaran utamanya adalah pemegang saham utama pengendali. Demikian di kala sedang prospek akan mendapat gain yang bisa dikatakan tidak kecil nilainya. Yang terakhir adalah gain yang dipastikan diperoleh sangat besar dalam penjualan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk.
TPR sebagai profesional tidak diragukan lagi. Selepas dari PT Astra International Tbk, posisi sebagai komisaris utama masih dipercayakan seperti di PT Surya Semesta Internusa Tbk (1999-sekarang), PT Unilever Indonesia Tbk (1999-sekarang) dan PT Multi Bintang Indonesia Tbk (2002-sekarang). Bahkan di PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk yang telah dilepas kepemilikannya masih dipercayakan sebagai komisaris utama.


























Nama : A. Zamzami
Kelas : XII IPA 2
Mapel : Kewirausahaan

Peter Sondakh
**Rajawali Group

Name : Peter Sondakh
2012 Rank : 464      2011 Rank : 488      2010 Rank : 437
Net Worth : US 2.6 billion Dollars (2012)
Fortune : Self Made
Source : Telecom‚ retail‚ hotels
Country Of Citizenship : Indonesia
Residence : Surabaya‚ Indonesia
Education : NA
Date of Birth : 1952
Profession : Businessman
Family : Spouse(s)‚ Children:3

Peter Sondakh adalah salah satu dari beberapa pengusaha yang dapat anda temui. Pengusaha ini telah meraih suksesnya di berbagai jenis perusahaan. Ada beberapa jenis bidang usaha yang dikerjakan oleh Peter. Sebagai seorang pengusaha, tentunya Peter juga merintis suatu bisnis dari nol kemudian menjadikannya lebih berkembang. Untuk mengetahui kesuksesan dari seorang Peter, lebih baik kita mengetahui profil dari pengusaha ini terlebih dahulu. Dengan mengetahui profil Peter secara lengkap, maka kita akan lebih mengenal perjuangan Peter secara lebih rinci.
Sebagai seorang pengusaha yang sukses, banyak sekali orang yang tertarik untuk mengetahui profil Peter Sondakh secara jelas. Peter merupakan seorang pengusaha sukses yang berasal dari kota Malang. Sepak terjangnya di dunia bisnis telah mengalami berbagai peningkatan yang fantastis. Pengusaha ini memiliki banyak sekali kemampuan dan pengalaman di bidang bisnis. Jika anda tertarik untuk mempelajari usaha di bidang bisnis anda dapat belajar dari Peter. Peter merupakan pemilik dari perusahaan Bentoel dan juga Rajawali Grup. Pada tahun 2008, Peter terpilih menjadi orang terkaya nomer enam di Indonesia. Hal ini dikarenakan perusahaan kelapa sawit yang berada di bawah naungan dari Rajawali Grup mengalami peningkatan saham yang cukup fantastis. Selain itu, Peter juga salah satu penggemar dari permainan sepak bola. Karena kecintaannya pada sepak bola, maka melalui grup Bentoel, Peter juga mendanai seluruh kegiatan yang dikerjakan oleh AREMA. Selain itu melalui Perusahaan Semen Bosowa juga mensponsori beberapa klub sepak bola seperti Persipura dan PSM. Selain memiliki banyak perusahaan di dalam negri, Peter juga memiliki beberapa perusahaan property di luar negri. Perusahaan yang dimiliki Peter mencakup dalam dan luar negeri sangatlah banyak. Walau sempat tinggal di negara Amerika Serikat dalam jangka waktu yang cukup lama, Peter tetap mengurusi semua jenis bisnisnya di Indonesia. Dengan tekad dan kemauan yang keras dan didukung oleh keahlian di bidang bisnis maka bisnis yang dirintis oleh Peter selalu mengalami kemajuan.
Tidak sedikit orang yang dapat meraih kesuksesan di bidang bisnis. Dengan memulai bisnis dari nol, anda pun akan berkesempatan untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses. Langkah awal dari seorang pengusaha bisnis yang sukses adalah ketekunan dan kerja keras. Peter melihat segala macam bisnis sebagai jenis peluang yang harus dipertimbangkan. Oleh karena itu beliau tidak henti-hentinya untuk menyusun strategi demi mendapatkan peluang bisnis dengan prospek masa depan yang cerah. Saat ini Peter berdomisili di Jakarta dan berkonsentrasi dalam menjalankan segala jenis bisnis yang ia jalankan. Dengan modal ketekunan dan kerja keras, pengusaha ini dapat meraih gelar orang terkaya ke enam di Indonesia dengan total kekayaan sebesar 1,05 miliar dolar AS.










Nama : M.Abdullah
Kelas : XII IPA 2
Mapel : Kewirausahaan
Sukanto Tanoto

PROFILE

Nama Asli Tan Kang Hoo (Sukanto Tanoto)Nama PanggilanNama PopulerSukanto TanotoTempat/Tanggal LahirBelawan, Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 25 Desember 1949

BIOGRAFI


Tan Kang Hoo atau lebih dikenal dengana nama Sukanto Tanoto adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Ia adalah CEO Raja Garuda Mas, sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Singapura dengan usaha di berbagai bidang, terutamanya kertas dan kelapa sawit.
Selain itu, ia juga dinyatakan sebagai orang terkaya di Indonesia oleh majalah Forbes pada September 2006.
Organisasi
  • Anggota Young Presiden’s Organization (YPO)
  • Anggota Mercantile Club
  • Anggota Hilton Executive Club
  • Anggota Indonesia Financial Executive Association (IFEA)
  • Anggota Canadian Pulp & Paper Association (CPPA)
  • Anggota World Presidents Organization (WPO)
  • Anggota Chief Executive Organization
  • Prince of Wales Business Leaders Forum

Karier

  1. Perusahaan National Development Coporation Guthrie di Filipina (0)
  2. Perusahaan Electro Magnetic di Singapura (0)
  3. Perusahaan Pabrik Kertas di China (0)
  4. Karier Kerja Pengusaha Toko Onderdil Mobil di Medan (1968)
  5. Karier Kerja Direktur CV Karya Pelita di Medan (1972)
  6. Karier Kerja Direktur Utama PT Raja Garuda Mas (1973)
  7. Karier Kerja Dirut PT Bina Sarana Papan di Medan (1976)
  8. Karier Kerja Dirut PT Overseas Lumber Indonesia di Medan (1979)
  9. Karier Kerja Dirut PT Gunung Melayu (1980)
  10. Karier Kerja Dirut PT Inti Indosawit Sejati (1980)
  11. Karier Kerja Dirut PT Saudara Sejati Luhur (1985)
  12. Karier Kerja Komisaris Utama PT Inti Indorayon Utama (1983)
  13. Karier Kerja Anggota Komisi Pembimbing mahasiswa S3 atas nama Sdr. Andrianto Widjaya NRP. 95507 Program Doktor (S3) Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Institute Pertanian Bogor (0)












Profil Low Tuck Kwong

Pria ini terlahir di Singapura serta ikut bisnis konstruksi orang tuanya hingga usia 20 tahun. Namun, kemudian pindah kewarganegaraan jadi warga Indonesia. Dia dikenal sebagai raja batu bara Kalimantan.
Menurut majalah Forbes yang baru dirilis pekan ini, Low masuk dalam urutan 828 jajaran orang kaya dunia. Total kekayaan pria beristri dengan dua anak ini, menurut Forbes, sebesar US$ 1,2 miliar.
Low Tuck Kwong memulai bisnis di Indonesia pada 1973 ketika ia membentuk perusahaan konstruksi yang khusus menangani pekerjaan umum, konstruksi bawah tanah, hingga konstruksi di laut.
Dalam perkembangannya, perusahaan konstruksi sipil ini kemudian mendapatkan kontrak batu bara pada 1988. 
Lima tahun setelah berganti kewarganegaraan Indonesia, pada November 1997, Low Tuck mengakuisisi PT Gunung Bayan Pratamacoal dan PT Dermaga Perkasapratama yang memiliki tambang dan mengoperasikan terminal batu bara di Balikpapan sejak 1998. 
Sejak itu, sejumlah konsesi baru diakuisisinya hingga resmi membentuk perusahaan induk yang dikenal dengan PT Bayan Resources. 
Sejak 2001, Bayan Group rata-rata menambah satu konsesi dalam portofolio perusahaan. Bahkan, Bayan terus mengevaluasi peluang untuk menambah konsesi batu bara di Indonesia.Kalimantan dikenal sebagai pulau dengan areal hutan alam yang masih sangat luas. Namun, di wilayah ini pula banyak menyimpan cadangan batu bara. 
Melalui sejumlah perusahaan, Bayan Group memiliki hak eksklusif melalui lima kontrak pertambangan dan tiga kuasa pertambangan dari pemerintah Indonesia. Total konsesinya mencapai 81.265 hektare.
Low Tuck Wong adalah salah satunya. Majalah Forbes yang terkenal diseluruh dunia, melakukan beberapa riset untuk menentukan siapa yang paling berhak untuk duduk diperingkat teratas daftar orang terkaya diseluruh dunia. Dan beliau lah yang menduduki daftar tersebut. Beliau memang bukan orang asli Indonesia. Beliau berasal dari negara tetangga Singapura. Kepindahan beliau ke Indonesia pada tahun 1972 memang telah memberikan peluang yang besar baginya untuk memulai berbisinis. Beberapa bisnis konstruksi telah berhasil beliau bangun di Indonesia. Bisnis yang dirintisnya sejak kepindahannya tersebut memberikan keuntungan yang besar sehingga beliau mampu bertahan dari banyak saingan yang memiliki usaha yang sama dengannya. Pengalamannya mengelola bisnis konstruksi bersama dengan ayahnya di negara asalnya, Singapura, ternyata sangat bermanfaat dalam upayanya untuk memajukan bisnis konstruksi pribadinya di Indonesia.
Low Tuck Wong adalah orang yang sangat ulet yang telah belajar banyak tentang bisnis konstruksi kepada orangtuanya pada usia 20an tahun. Ketika beliau pindah ke Jakarta, semua pengetahuan tentang bisnis konstruksi sangat bermanfaat. Berbagai macam pekerjaan konstruksi yang beliau dapatkan di Indonesia mampu mengangkat kesuksesan beliau. Ada banyak sekali pekerjaan konstruksi yang berhubungan dengan bawah tanah dan laut berhasil beliau kerjakan dengan baik. Lelaki dengan dua anak ini mampu menghasilkan banyak sekali uang dengan menjual jasa konstruksinya. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai raja batu bara di Indonesia. Selain bisnis konstruksi, beliau juga memiliki bisnis di pertambangan, terutama di pertambangan batu bara. Perusahaan yang dibentuknya untuk mengoperasikan bisnis batu baranya menghasilkan banyak sekali keuntungan. Beliau memiliki terminal batu bara di Balikpapan. Kedua bisnis tersebut beliau bangun sejak tahun 1998 setelah beliau berpindah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia. Kesuksesan PT Bayan Resources yang beliau bentuk, mendorong perusahaan tersebut untuk terus menambah konsesi ke dalam portofolio perusahaan. Perkembangan bisnis batu bara yang bagus membuat beliau mengadakan penilaian terhadap peluang yang bagus untuk menambah konsesi jumlah batu bara di negara Indonesia.
Profil Low Tuck Wong yang sangat bagus tersebut telah memberikan tempat yang baik pada urutan orang terkaya dalam majalah Forbes. Kejeliannya untuk melihat peluang bisnis yang sangat baik di Kalimantan membantunya meraup banyak keuntungan. Beliau telah berusaha untuk mengeksplorasi tanah Kalimantan yang memang banyak mengandung batu bara. Ada lima kontrak yang berhubungan dengan pertambangan dan ada pula tiga kuasa yang masih berhubungan juga dengan pertambangan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada beliau. Kegigihan yang telah beliau usahakan sepanjang hidup beliau ternyata mampu dan menghasilkan harta yang berlimpah dan memberikan lapangan pekerjaan yang bagus untuk rakyat Indonesia.


Nama : Rezki Maulana
Kelas : XII IPA 2
Mapel : Kewirausahaan







Nama : Yusuf Rizqi M.
Kelas : XII IPA 2
Mapel : Kewirausahaan
JOKO SUSANTO
**ALFAMART

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama  : Joko susanto
Umur  : 20 tahun
Tempat/tanggal lahir  : Wonosobo,28 januari 1989
Bangsa  : Indonesia
Agama  : Islam
Tempat tinggal sekarang  : Jl. Sunter bentengan mas 7 Rt/Rw !6/06
Riwayat Pendidikan 1).September 2008- hingga saat iniSedang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi2).Juli 2003-Juni 2006SMA Wonosobo3).Juli 2000-Juni 2003SMP Wonosobo4).SD Wonosobo
Riwayat kerja 1).CV.BENTENG MAS ANUGRAH RAYASales promotion Boy Sauce sambel2).UD.USAHA MANDIRIDriver Expedition3).PT.TOKO GUNUNG AGUNG,TbkAdministration
Djoko Susanto adalah pemilik Alfamart yang merupakan salah satu super market yang banyak tersebar di wilayah Indonesia. Dengan semakin meluasnya jaringan untuk Alfa Mart, semakin besar pula keuntungan yang diperoleh oleh pengusaha ini. Dari sinilah beliau dikenal oleh banyak orang dan mulai menjadi orang kaya raya baru di tanah air.
Kemampuan berbisnis Djoko dimulai sejak beliau masih berumur tujuh belas tahun. Awalnya beliau membuka usaha kios yang dimiliki oleh orang tuanya di Pasar Arjuna yang terletak di kawasan Jakarta. Kios yang dijalankannya itu diberi nama Sumber Bahagia. Kios tersebut menekankan bisnis nya dalam menjual bahan makanan. Potensi bisnis nya pun sedikit berkembang. Beliau melihat adanya ruang bisnis yang lebih baik dengan menjual rokok. Hal ini dilakukannya pada tahun 1960 an. Visi nya dalam berbisnis rupanya sangat bagus, beliau dapat melihat bagaimana sebuah bisnis rokok akan dapat berjalan dengan baik dan memiliki potensi yang besar di masa akan datang. Dengan pemikiran yang dimiliki Djoko tentang potensi usaha rokok, Putera Sampoerna menjadi rekan kerjanya dan mereka membuka kios rokok baru di kawasan Jakarta. Nampaknya dewi fortuna mampir pada mereka dan usaha tersebut berjalan dengan sangat baik.
Berawal dari keberdaan kios baru ini lah mereka mulai berpikir untuk membuka super market. Super market tersebut diberi nama Alfa Toko Gudang Rabat. Djoko sendiri menjadi direktur penjualan serta distribusi untuk perusahaan Sampoerna yang pada saat itu sedang berkembang dengan baik. Seiring dengan waktu Djoko dan Sampoerna mendirikan  toko baru yang diberi nama Alfa Minimart. Nama tersebut akhirnya disingkat menjadi Alfamart. Pendirian toko tersebut dilakukan pada tahun 1994 dan rupanya menarik perhatian banyak orang karena toko tersebut diperuntukkan tidak hanya untuk kalangan atas tapi juga menengah ke bawah. Akan tetapi Sampoerna tidak lagi bekerja sama dengan Djoko karena Sampoerna mendirikan bisnis dan perusahan baru dengan menjual tembakau. Pada akhirnya sebgian saham untuk Alfamart yang dimiliki Sampoerna dibeli oleh Djoko dari tangan Philip Morris.
Djoko pun membeli Northstar sehingga beliau memiliki saham sebesar 65 persen dari perusahaan. Saham sebanyak 65 persen tersebut dijual dan akhirnya menghasilkan dua kali lipat. Dari sinilah Djoko mulai mendapatkan penghasilan besar dan menjadikannya milioner.  Beliau juga menjual bisnis super market dan mulai masuk ke bisnis mini market yang diperuntukkan untuk semua kalangan. Mini market dinilai lebih terjangkau sehingga dapat menarik perhatian lebih banyak orang dari pada super market. Sebagai pemilik alfamart, Djoko mulai menikmati penghasilan yang sangat besar dari bisnisnya dengan jumlah pelanggan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Usaha itu pun semakin berkembang sehingga dia menjadi jajaran orang terkaya di Indonesia di urutan ke tujuh belas pada di tahun 2012.

Nama : Addien Nur Fahmi
Kelas : XII IPA 2
Mapel : Kewirausahaan

Rachman Halim
**PT. Gudang Garam

Rachman Halim yang juga bernama Tjoa To Hing, adalah pemimpin generasi kedua perusahaan rokok terbesar di Indonesia, Gudang Garam. Pria kelahiran Kediri, 30 Juli 1947, itu meninggal dunia di Singapura, 27 Juli 2008 pukul 05.00 waktu Singapura atau 04.00 WIB. Ia adalah putra pertama Surya Wonowidjojo, pendiri Gudang Garam, yang berbasis diKediri, Jawa Timur, yang mempekerjakan sekitar 46.000 karyawan.Terakhir ia menjabat Presiden Komisaris PTGudang Garam Tbk. Menurut majalah Forbes, ia dan keluarga adalah orang terkaya 8 di Indonesia dengan kekayaan 1,6 miliar dollar AS, tahun 2007. Peringkat ke-4 di Asia Tenggara pada tahun 2004, dan terkaya ke-214 di dunia pada 2005.Halim berhasil membawa GG menjadi perusahaan besar. Dia melakukan revolusi, menjadikan Gudang Garam sebagai perusahaan terbuka dan terus membesar hingga selalu menjadi terbesar.
Rahman meninggal tepat sebulan setelah perayaan ulang tahun ke-50 PT Gudang Garam, 26 Juni 2008. Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak. Halim meninggal akibat penyakit jantung koroner yang dideritanya, setelah mendapat perawatan di salah satu rumah sakit di Singapura.Jenazahnya diterbangkan dari Singapura dengan pesawat carter dan tiba di Bandara 
Juanda Surabaya sekitar pukul 16.30. Selanjutnya, dibawa dengan helikopter milik Gudang Garam dan mendarat di helipad kompleks pabrik GG unit III sekitar pukul 17.30. Sebelumnya, satu helikopter mendarat lebih dulu yang mengangkut beberapa koper dan kerabat Halim.Jenazahnya disemayamkan di rumah duka di Jalan Demak Nomor 1, Kelurahan Ngadirejo, Kediri, Jawa Timur.
Sebelum disemayamkan di rumah duka, jenazah dibawa mengitari Gedung Sasana Krida Surya Kencana di Kediri, salah satu gedung baru milik PT Gudang Garam yang belum sempat diresmikan.Ribuan warga sekitar dan buruh PT Gudang Garam memadati sepanjang jalan menuju rumah duka yang dilalui iring-iringan mobil jenazah. Dia memang dikenal sebagai seorang dermawan. Di sepanjang jalan yang dilalui iringan mobil jenazah, keluarga almarhum juga menebar uang receh yang kemudian dipungut warga yang menyambutnya di sepanjang jalan.Juru bicara keluarga, yang juga Kepala Humas PT Gudang Garam, Vidya R Boediyanti, kepada pers menjelaskan, Rahman meninggal di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura. Ia meninggalkan satu orang istri, Feni Olivia alias Oiy Fen Lang, putri seorang pemilik restoran di Bima, NTB, dan dua orang anak.Rahman mengawali kariernya di PT Gudang Garam sebagai pengawas 
bangunan pabrik. Setelah itu, pada tahun 1969, ia menjabat sebagai salah satu Direktur PT Gudang Garam. Tahun 1984, ia menjabat presiden komisaris.Berita meninggalnya bos GG itu mengejutkan sejumlah pejabat di Kota Kediri. Wali Kota 
Achmad Maschut mengaku terkejut dan menyatakan sangat berduka atas wafatnya Rachman. menurut Maschut, Halim seorang pengusaha yang ramah, tenang dan baik. Maschut terkejut, karena saat resepsi HUT Ke-50 GG Juni lalu, ia masih bercanda saat bersalaman dengan Halim.Sebelumnya, Halim juga sempat datang ke rumah dinas bupati dan mengajukan izin pembangunan dua gedung baru. Yakni, gedung di dekat unit I yang diproyeksikan untuk kantor pusat dan gedung Sasana Kridha Surya Kencana. Ketua Umum Gappri (Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia) Ismanu Semiran, pun mengaku sangat terkejut dan merasa kehilangan dengan meninggalnya Halim. "Seluruh elemen industri rokok mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya. Kepergian beliau membuat kami sedih," ujar Ismanu. 
Orang Terkaya "Forbes"
Dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia tahun 2007 versi majalah Forbes Asia, Rachman Halim & keluarga (1,6 miliar dollar AS) menduduki peringkat 8 terkaya di Indonesia.Bahkan pada tahun 2003, Majalah Forbes dalam The 2003 Forbes World’s Billionaires List yang dirilis hari Jumat (28/2) menempatkan Rachman Halim dan keluarga, pemilik pabrik rokok Gudang Garam, pada urutan 303 terkaya di dunia. Dengan kekayaan 1,4 milyar dollar AS (sekitar Rp 12,6 trilyun) Halim ada bersama 24 orang dengan nilai kekayaan yang sama.Rachman Halim merupakan satu-satunya orang Indonesia yang masuk daftar. Orang Asia lainnya yang ada satu peringkat dengan Halim adalah Stanley Ho (Hongkong) yang bergerak di judi, Keluarga Koo Chen-hu (Korsel) di perbankan, dan Yamauchi Hiroshi (Jepang) di Nintendo. 
Sempat Bagi Rumah
Rachman Halim yang dikenal peduli terhadap karyawannya, sekitar satu bulan sebelum meninggal (saat perayaan ulang tahun Gudang Garam Ke-50 pada 25 Juni 2008), sempat memberikan hadiah rumah kepada karyawan yang mengabdi lama di Gudang Garam. Pemberian rumah itu sebagai bentuk terima kasihnya kepada karyawan yang ikut membesarkan GG. Sehingga pabrik rokok yang didirikan pada tahun 1958 oleh ayah kandungnya, Surya Wonowidjojo alias Tjoa Jien Hwie, sukses berkembang.Acara itu dihadiri oleh mantan Presiden Megawati dan beberapa menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu serta Gubernur Jatim Imam Utomo.  
Profil GG
PT. Gudang Garam Tbk. merupakan salah satu produsen rokok kretek terkemuka yang menguasai pangsa pasar terbesar di Indonesia, memproduksi lebih dari 70 miliar batang rokok pada tahun 2001 dan dikenal sebagai produsen rokok kretek yang bermutu tinggi.Dilihat dari asset yang dimiliki, nilai penjualan, pembayaran pita cukai dan pajak kepada Pemerintah Indonesia serta jumlah karyawan, PT Gudang Garam Tbk merupakan perusahaan terbesar dalam industri rokok kretek di Indonesia. PT Gudang Garam Tbk telah mencatatkan sebagian saham-sahamnya di lantai bursa.


Sejarah
Perjuangan PT Gudang Garam Tbk hingga mencapai sukses seperti sekarang ini dimulai sejak tahun 1958.

Pada tanggal 26 Juni 1958, Bapak Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek dengan merek dagang "Gudang Garam" dengan bercirikan industri rumah tangga yang hanya menggunakan alat tradisional sederhana. Pada saat itu jumlah tenaga kerjanya hanya sekitar 50 orang dan menempati lahan sewaan seluas 1000 m2 yang berlokasi di jalan Semampir II/1 Kediri. Gudang Garam memulai produksi perdananya, berupa Sigaret kretek Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil produksi hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Pada mulanya pemasaran hasil produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri (Karesidenan Kediri). Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun Gudang Garam menjadi semakin terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan untuk memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi sebuah Firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha. Gudang Garam juga mendapat dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhikebutuhan modal kerja yang berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah hingga menjadi milyaran rupiah.
Kemudian pada tahun 1971, status perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan mendapatkan fasilitas PMDN. Dengan status Perseroan Terbatas, PT. Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam semakin berkembang, baik dari segi kualitas produksi, menejemenmaupun teknologi, sehingga pada tahun 1979 mulai memproduksi Sigaret Kretek Mesin (SKM). Produksi sigaret kretek mesin ini tidak merubah sifat PT. Gudang Garam sebagai perusahaan yang menganut sistem padat karya, bahkan semakin memperluas kesempatan kerja.Pada tahun 1985, Bapak Surya Wonowidjojo wafat dengan meninggalkan kenangan indah kepada seluruh karyawan. Saat itu justru persaingan di industri rokok semakin ketat, dengan kondisi demikian, perusahaan harus berjuang demi kelestarian perusahaan dan kesejahteraan karyawan yang merupakan cita-cita beliau.Untuk memperkuat struktur permodalan dan posisi keuangan perusahaan, maka pada tahun 1990 PT. Gudang Garam melakukan penawaran umum untuk menjual sebagian saham perusahaan kepada masyarakat melalui bursa effek.Pada tahun 1991, perusahaan mengembangkan usaha di bidang kertas industri melalui PT Surya Pamenang, berkedudukan di Kediri. Prosentase pemilikan saham PT Gudang Garam Tbk. pada PT Surya Pamenang saat ini adalah 100% kurang 1 (satu) saham. Salah satu tujuan pengembangan bidang usaha ini adalah untuk menjamin kesinambungan akan pasok bahan pengepakan bermutu tinggi, yang sebelumnya kebutuhan bahan pengepakan berkualitas tertentu masih harus diimpor. PT Surya Pamenang akan ikut serta memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia dan di luar negeri di samping juga untuk memenuhi kebutuhan kertas kemasan PT Gudang Garam Tbk. sendiri.
Produksi PT Surya Pamenang saat ini adalah: 
  1. Coated Folding Boxboard
  2. Coated Solid Bleached Board
  3. Coated Duplex Board

Filosofi
Kiat-kiat manajemen yang menjadikan PT. Gudang Garam, Tbk. menjadi seperti sekarang ini, bercermin pada pandangan hidup Almarhum Surya Wonowidjojo yang juga menjadi falsafah perusahaan, yaitu Catur Dharma Perusahaan.
Yaitu : 
  • Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu kebahagiaan 
  • Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan. 
  • Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama dengan orang lain. 
  • Karyawan adalah mitra usaha yang utama.  








Nama : Ainul Mahbubii
Kelas : XII IPA 2
Mapel : Kewirausahaan
Achmad Hamami
** PT Trakindo Utama

Nama Achmad Hamami merupakan nama baru dalam daftar orang terkaya Indonesia yang dirilis oleh Forbes. Pria yang memiliki empat orang anak tersebut berhasil menempati posisi nomor tujuh orang terkaya di Indonesia dengan total harta mencapai US$ 2,2 Miliar. Memang keluarga ada di balik kisah suksesnya bahkan kini anak-anaknya; Mivida, Muki, Ana dan Bari lah yang menjalankan bisnisnya. Menjadi pengusaha pada awalnya bukanlah merupakan cita-cita Achmad Hamami. Ketertarikannya ke dunia militer membawa pria yang kini berusia 81 tahun tersebut menjadi anggota jajaran penerbang TNI Angkatan Laut.
Di saat muda, Hamami sempat menempuh pendidikan militer sebagai di Angkatan Udara Belanda dan bahkan berhasil lulus sebagai kolonel termuda pada akhir tahun 1960. Kondisi tempat kerjanya yang marak dengan korupsi membuatnya memutuskan untuk keluar sebagai anggota militer dan memulai bisnis kecil-kecilan di rumahnya dengan membuka kursus matematika bagi anak-anak. Sebagaimana dilansir dari Forbes.com mengenai Profil Achmad Hamami, kesuksesan bisnis Hamami berawal pada tahun 1970 ketika mendirikan PT Trakindo Utama. Reputasi Hamami yang bersih ketika berkarier di dunia militer membuat perusahaan alat berat asal Amerika Serikat, Caterpillar melirik perusahaannya sebagai distributor resmi Caterpillar di Indonesia. Pada 13 April 1971, Trakindo Utama milik Achmad Hamami akhirnya resmi menjadi agen Caterpillar.
untuk mendukung usahanya, Achmad Hamami yang berlatar belakang militer mulai belajar mengenai dunia bisnis. Seiring dengan peningkatan pembangunan infrastruktur di Indonesia pada tahun 1970-an, maka keuntungan PT Trakindo Utama sebagai salah satu pendukunya pun ikut meningkat. Bahkan Achmad Hamami mendirikan beberapa anak perusahaan yang ditujukan untuk mendukung bisnis Trakindo Utama nantinya seperti PT Sanggar Sarana Baja di tahun 1977 dan PT Chandra Sakti Utama Leasing pada 1995.
Ketika krisis moneter mengguncang Indonesia, PT Trakindo Utama turut merasakan dampaknya. Ketika itu Achmad Hamami harus berada pada kondisi sulit karena perusahaannya memiliki hutang besar hingga mencapai US$ 118 juta ditambah dengan tidak adanya bank yang bisa memberikan pinjaman untuk menggerakkan bisnis Trakindo Utama. Ditambah lagi, kesehatan Achmad Hamami yang ikut menurun seiring dengan menurunnya bisnis Trakindo Utama. Achmad Hamami menderita glaukoma dan mengalami kebutaan. Kondisi ini menjadikannya memilih untuk menyerahkan perusahaan kepada Rachmat Mulyana atau Muki, putra ketiganya. Meskipun demikian, Hamami masih merupakan nahkoda di balik kebangkitan Trakindo Utama pasca krisis.
Keberuntungan memang tengah hinggap di keluarga Hamami saat ini. Berbisnis alat berat sejak dekade 1970-an, keluarga ini masuk dalam daftar 10 orang terkaya Indonesia versi majalah ekonomiForbes, dengan taksiran aset US$ 2,2 miliar. 
Adalah Ahmad Hamami, sang kepala keluarga, yang menjadi nakhoda utama bisnis ini. Sebelum menjadi pengusaha, pria yang kini berusia 81 tahun itu berkarier sebagai penerbang di jajaran TNI Angkatan Laut.
Perjalanannya sebagai prajurit cukup cerah. Hamami muda bahkan sempat mendapat pendidikan pilot di Angkatan Udara Belanda (Militaire Luchtvaart) dan menyandang predikat kolonel termuda pada akhir 1960.
Sayang, karier militernya lantas terhenti. Seperti dikutip dari Forbes.com,Hamami pensiun dini lantaran muak dengan wabah korupsi yang ada di tempat kerjanya saat itu. Setelah pensiun, Hamami memulai bisnis kecil-kecilan. Awalnya, ia membuka les matematika untuk pelajar di rumahnya. Anak-anaknya membantu menopang keuangan dengan berjualan es lilin.
Dewi fortuna hinggap kala seorang kerabat mengajaknya terlibat dalam penggarapan proyek infrastruktur. Saat itulah Hamami berkenalan dengan manajemen Caterpillar, pabrikan traktor dan alat berat lain yang berbasis di California, Amerika Serikat.

Caterpillar, yang sebelumnya memiliki agen penjualan di Surabaya, melirik Hamami sebagai dealer pengganti lantaran tertarik dengan latar belakang militer dan reputasinya yang bersih. Ia lantas mulai belajar manajemen secara profesional dan mengambil kuliah bisnis.
Maraknya pembangunan infrastruktur pada pertengahan dekade 70-an membawa angin segar pada bisnis traktor. Order bertambah, pundi-pundi Trakindo pun makin tebal.
Tapi jalan tak selalu mulus. Tahun 1999, saat krisis ekonomi merebak, Trakindo terpukul dan Hamami berusaha keras melunasi utang US$ 118 juta.
Selepas itu, tak ada bank yang mau membiayai bisnisnya. Tak cuma bisnis yang lesu, kesehatan Hamami pun menurun. Ia terserang glaukoma dan mengalami kebutaan hingga saat ini.
Lepas krisis, perlahan Trakindo bangkit. Di bawah komando Rachmat Mulyana alias Muki, putra ketiga Hamami, perusahaan ini tumbuh dan beranak-pinak. Kini, tak cuma bisnis traktor dan alat berat karena mereka juga menggarap sektor pertambangan, pembiayaan, logistik, hingga teknologi informasi. Hebatnya, hingga 2009, perusahaan ini berkembang tanpa mengandalkan utang.
Kepada Forbes, Muki mengatakan tahun lalu pendapatan mereka mencapai US$ 2 miliar dan akan tumbuh hingga US$ 3,2 miliar tahun ini. Ditargetkan pada 2015 mereka bisa membukukan pendapatan US$ 6 miliar. Toh, meski sayapnya kini melebar, ia mengatakan bisnis utama Trakindo tetap alat berat. "Ibaratnya, alat berat menjadi roti dan mentega bagi kami," kata dia.

























Nama : M. Ichsan P. M.
Kelas : XII IPA 2
Mapel : Kewirausahaan
TIRTO UTOMO
Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw (lahir di Wonosobo9 Maret 1930 – meninggal 16 Maret 1994 pada umur 64 tahun) adalah pengusaha Indonesia. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini dikenal sebagai pendiri  Aqua Golden Mississipipada tahun 1973. Selain itu, ia juga pernah menjadi pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia. Pada 16 Maret 1994, ia meninggal dunia dan dimakamkan di pemakaman warga Tionghoa di dekat Hotel KresnaWonosobo.

Biografi

Setelah lulus SMP Tirto Utomo melanjutkan sekolah ke HBS (sekolah setingkat SMA di zaman Hindia Belanda) di Semarang dan kemudian di SMAK St. AlbertusMalang. Selanjutnya selama dua tahun kuliah di Universitas Gajah Mada yang, tapi akhirnya Tirto pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Di Jakarta sambil kuliah ia bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna.
Tahun 1959,ia diberhentikan sebagai pemimpin redaksi Sin Po. Akibatnya sumber keuangan keluarga menjadi tidak jelas. Namun, akibat peristiwa itulah Tirto Utomo memiliki kemauan yang bulat untuk menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum UI.
Setelah lulus, Tirto Utomo mengajukan surat lamaran kerja ke Permina (Perusahaan Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakal Pertamina. Setelah diterima, ia ditempatkan di Pangkalan Brandan. Di sana, keperluan mandi masih menggunakan air sungai. Berkat ketekunannya, Tirto Utomo akhirnya menanjak karirnya sehingga diberi kepercayaan sebagai ujung tombak pemasaran minyak. Namun pada usia 48 tahun, Tirto Utomo memilih pensiun dini untuk menangani beberapa perusahaan pribadinya yakni Aqua, PT. Baja Putih, dan restoran Oasis.
Aqua didirikan dengan modal bersama adik iparnya Slamet Utomo sebesar Rp 150 juta. Mereka mendirikan pabrik di Bekasi tahun 1973 dengan nama PT. Golden Mississippi dan merek produksi Aqua. Karyawan mula-mula berjumlah 38 orang. Mereka menggali sumur di pabrik pertama yang dibangun di atas tanah seluas 7.110 meter persegi di Bekasi. Setelah bekerja keras lebih dari setahun, produk pertama Aqua diluncurkan pada 1 Oktober 1974.
Salah satu pelanggan aqua yaitu kontraktor pembangunan jalan tol JagorawiHyundai. Dari para insinyur Korea Selatan itu, kebiasaan minum air mineral pun menular kepada rekan kerja pribumi mereka. Melalui penularan semacam itulah akhirnya air minum dalam kemasan diterima di masyarakat.
Saat ini, keluarga Tirto Utomo bukan lagi pemegang saham mayoritas karena sejak tahun 1996 perusahaan makanan asal Prancis Danone menguasai saham mayoritas. Brand utama mereka, "AQUA" menjadi market leader di bisnis air minum dalam kemasan.
















Nama : Sofyan Andiyanto.
Kelas : XII IPA 2
Mapel : Kewirausahaan

Dr. Ir. Ciputra l
**Ciputra Grup
Dengan nama lengkap Dr. Ir. Ciputra lahir di kota kecil Parigi, Sulawesi Tengah pada tanggal 24 Agustus 1931 dengan namaTjie Tjin Hoan, ia anak ke 3 dari pasangan Tjie Sim Poe dan Lie Eng Nio yang juga berlatar belakang keluarga sederhana. Ketika berusia 12 tahun ia kehilangan ayahnya yang meninggal di tahanan tentara pendudukan Jepang karena tuduhan palsu dianggap mata-mata Belanda. Kepahitan masa kecil telah menimbulkan tekad dan keputusan penting yaitu memiliki cita-cita bersekolah di Pulau Jawa demi hari depan yang lebih baik, bebas dari kemiskinan dan kemelaratan.

Akhirnya Dr. Ir. Ciputra kecil kembali ke bangku sekolah walau terlambat. Ia terlambat karena negara kita masih dalam suasana peperangan dengan tentara Belanda maupun Jepang. Ia masuk kelas 3 SD di desa Bumbulan walau usianya sudah 12 tahun atau terlambat hampir 4 tahun. Ketika usianya 16 tahun lulus dari SD kemudian melanjutkan SMP di Gorontalo dan jenjang SMA di Manado setelah itu memasuki ITB jurusan arsitektur di Bandung. Terlambat tapi bukan berarti terhambat bukan..?
Keseluruhan pendidikan masa remaja Dr. Ir. Ciputra memang merupakan gabungan dari pendidikan yang akademis dan juga non akademis, di dalam kelas dan juga di luar kelas. Inilah yang dapat disebut sebagai sekolah kehidupan yang membuat seseorang tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan utuh. Oleh karena itu tidak heran bila saat ini ia berpendapat bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang membangun manusia seutuhnya dan beberapa cirinya adalah membangun moral, mendorong kreativitas dan mendidik karakter-karakter mandiri siswa-siswinya.
Karya-karya besar Ciputra begitu beragam, karena hampir semua subsektor properti dijamahnya. Ia kini mengendalikan 5 kelompok usaha Jaya, Metropolitan, Pondok Indah, Bumi Serpong Damai, danCiputra Development yang masing-masing memiliki bisnis inti di sektor properti. Proyek kota barunya kini berjumlah 11 buah tersebar di Jabotabek, Surabaya, dan di Vietnam dengan luas lahan mencakup20.000 hektar lebih. Ke-11 kota baru itu adalah Bumi Serpong Damai, Pantai Indah Kapuk, Puri Jaya, Citraraya Kota Nuansa Seni, Kota Taman Bintaro Jaya, Pondok Indah, Citra Indah, Kota Taman Metropolitan, CitraRaya Surabaya, Kota Baru Sidoarjo, dan Citra Westlake City di Hanoi, Vietnam.Proyek-proyek properti komersialnya, juga sangat berkelas dan menjadi trend setter di bidangnya. Lebih dari itu, proyek-proyeknya juga menjadi magnit bagi pertumbuhan wilayah di sekitarnya.
Perjalanan bisnis Ciputra dirintis sejak masih menjadi mahasiswa arsitektur Institut Teknologi Bandung. Bersama Ismail Sofyan dan Budi Brasali, teman kuliahnya, sekitar tahun 1957 Ciputra mendirikan PT Daya Cipta. Biro arsitek milik ketiga mahasiswa tersebut, sudah memperoleh kontrak pekerjaan lumayan untuk masa itu, dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. Proyek yang mereka tangani antara lain gedung bertingkat sebuah bank di Banda Aceh. Tahun 1960 Ciputra lulus dari ITB. Ke Jakarta…Kita harus ke Jakarta, sebab di sana banyak pekerjaan, ujarnya kepada Islamil Sofyan dan Budi Brasali. Keputusan ini menjadi tonggak sejarah yang menentukan jalan hidup Ciputra dan kedua rekannya itu. Dengan bendera PT Perentjaja Djaja IPD, proyek bergengsi yang ditembak Ciputra adalah pembangunan pusat berbelanjaan di kawasan senen. Dengan berbagai cara, Ciputra adalah berusaha menemui Gubernur Jakarta ketika itu, Dr. R. Soemarno, untuk menawarkan proposalnya. Gayung bersambut. Pertemuan dengan Soemarno kemudian ditindak lanjuti dengan mendirikan PT Pembangunan Jaya, setelah terlebih dahulu dirapatkan dengan Presiden Soekarno. 
Setelah pusat perbelanjaan Senen, proyek monumental Ciputra di Jaya selanjutnya adalah Taman Impian Jaya Ancol dan Bintaro Jay. Melalui perusahaan yang 40% sahamnya dimiliki Pemda DKIinilah Ciputra menunjukkan kelasnya sebagai entrepreuneur sekaligus profesional yang handal dalam menghimpun sumber daya yang ada menjadi kekuatan bisnis raksasa. Grup Jaya yang didirikan tahun 1961 dengan modal Rp. 10 juta, kini memiliki total aset sekitar Rp. 5 trilyun. Dengan didukung kemampuan lobinya, Ciputra secara bertahap juga mengembangkan jaringan perusahaannya di luar Jaya, yakni Grup Metropolitan, Grup Pondok Indah, Grup Bumi Serpong Damai, dan yang terakhir adalah Grup Ciputra. Jumlah seluruh anak usaha dari Kelima grup itu tentu di atas seratus, karena anak usaha Grup Jaya saja 47 dan anak usaha Grup Metropolitan mencapai 54. Mengenai hal ini, secara berkelakar Ciputra mengatakan: Kalau anak kita sepuluh, kita masih bisa mengingat namanya masing-masing. Tapi kalau lebih dari itu, bahkan jumlahnya pun susah diingat lagi.
Read More »

0 comments:

Post a Comment

Copyright © *Gubug Kreasi^ 2014

Template By Sayyidan Chiam