Nama :
Kelas : XII IPA 2
Mapel
: Kewirausahaan
Theodore Permadi Rachmat – TRIPLE A JAYA
**Adira Finance Astra Internasional
Nama
Theodore Permadi Rachmat (TPR) tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan Grup Astra Memang ia harus berterima kasih
kepada pamannya William Soeryadjaya yang memberinya kesempatan untuk
ikut membantu mengelola anak-anak perusahaan milik pamannya tersebut.
Lulusan Teknik Mesin Institut Tehnologi Bandung tahun 1968,
seangkatan dengan Benny Subianto dan Subagio Wiryoatmodjo yang juga
dikenal sebagai eksekutif di PT Astra International.
Pada
awalnya, ia mencoba untuk berusaha sendiri. Bersama kakaknya
Benecditus Purwanto Rachmat sempat mendirikan sebuah perusahaan
konstruksi PT Porta Nigra pada tahun 1970. Magang di perusahaan
Gevehe B, Belanda. Setahun kemudian dia pindah menjadi salesman
alat-alat berat Allis Chalmers Astra. Di tahun 1972 diangkat menjadi
direktur pada PT Astra Honda Motor (dahulu PT Federal Motor –
perakit sepeda motor Honda). Ini awal kiprahnya di Grup Astra. Sejak
tahun 1984, diangkat menjadi presiden direktur di PT Astra
International. Hingga pertengahan 1998, ia masih menjabat, kendati
keluarga William Soeryadjaya sudah tidak aktif lagi di perusahaan
tersebut. Sempat istirahat selama dua tahun, sebelum dipercayakan
kembali memimpin perusahaan otomotif terbesar di Indonesia.
Selama
berkiprah di Grup Astra, ia tidak hanya menjadi profesional semata.
Salah satu “kebaikan dari Om William” adalah juga ikut memberi
kesempatan untuk ikut menjadi pemilik pada anak-anak perusahaan.
Porsinya memang tidak besar, yaitu sekitar 5 %. “Pemberian” ini
tidak hanya diberikan kepada Theodore Permadi Rachmat yang masih
terkait keluarga sebagai keponakan, tapi juga kepada profesional lain
seperti Benny Subianto, Hagianto Kumala, Subagio Wiryoatmodjo, dan
lain-lain.
Melalui
pola ini, sejak tahun 1972, TPR telah memiliki andil 1 % pada
perusahaan kontruksi PT Surya Semesta Internusa Tbk. Setahun kemudian
ikut mendirikan PT Windu Tri Nusantara, sebuah perusahaan investasi,
yang pada perkembangannya melakukan penyertaan pada 5 anak
perusahaan (PT Mutiara Samudera Lines, PT Kayaba Indonesia, PT
Traktor Nusantara, PT Sinar Abadi Cemerlang dan PT Cipta Piranti
Tehnik). Ikut andil 2 % pada PT Sunrise Garden, pengembang perumahan
Sunrise Garden di Jakarta Barat, 1,5 % di perusahaan HPH PT Emporium
Lumber (nantinya dimerger ke dalam PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk,
yang ikut dimiliki selama 17 tahun sejak 1980 hingga 1997) dan
tercatat sebagai pendiri – andil 10 % – bersama ketiga pamannya
(William Soeryadjaya, almarhum Tjia Kian Tie dan Benyamin Arman
Suriadjaya) dan almarhum Masagung pada PT Inter Delta Tbk, perusahaan
peralatan foto merk Kodak.
Pengembangan
bisnisnya dilakukan melalui dua pola, yaitu melalui perusahaan induk
dan pribadi. Perusahaan induk pertamanya adalah PT Triple A Jaya yang
didirikan bersama istrinya Like Rani Imanto pada tahun 1979. Nantinya
tidak hanya unit usaha ini yang berfungsi sebagai perusahaan induk.
Lima belas tahun kemudian, mereka menambah lagi dengan sebuah unit
usaha yaitu PT Trikirana Investindo Prima. Sedang yang kedua adalah
investasi mereka secara pribadi.
Pembentukan PT Triple A Jaya pada awalnya bertujuan untuk mewakili kepemilikannya khususnya pada unit-uinit usaha yang dibentuk di bawah bendera Grup Astra. Sejak 1982 hingga 1997 terkait pada pendirian 2 perusahaan dan akuisisi 17 perusahaan. Beberapa perusahaan di antaranya adalah perusahaan investasi seperti pada PT Pandu Dian Pertiwi (dilepas pada tahun 1996), PT Kelana Bina Persada (5 %), PT Suryaraya Serasi (2,5 %), PT Mitracorp Pacific Nusantara (memiliki 7 anak perusahahaan sebelum nantinya dimergerkan ke dalam PT Astra Graphia Tbk dan dibubarkan pada tahun 2003, lihat tabel kronologis), PT Suryaraya Idaman (induk tiga perusahaan perhotelan di Yogyakarta) dan PT Astra Otoparts Tbk.
Perusahaan lain yang terkait dengan PT Triple A Jaya adalah PT Aneka Komkar Utama (pabrik sarung tangan karet di Tangerang), PT Suryaraya Wahana (akan membangun pabrik pulp di Kalimantan Timur), PT Concretindo Rejeki (pabrik readymix concrete di Cirebon), PT Inkoasku (pabrik wheel rim di Jakarta), dan lalin-lain. Seluruhnya melalui PT Triple A Jaya (anak dan cucu perusahaan) ada 19 perusahaan anak dan 21 perusahaan cucu. Tidak semua eksis dan dimilikinya sekarang. Tercatat ada 10 perusahaan yang didivestasi, 3 perusahaan dimergerkan dan 8 perusahaan dilikuidasi.
Sementara melalui PT Trikirana Investindo Prima tercatat ada 14 perusahaan penyertaan (lihat tabel Daftar Anak Perusahaan Triple A Jaya). Tersisa 12 perusahaan setelah PT Palingda Nasional dan PT Suryaraya Bahtera melakukan merger masing-masing dengan PT Inkoasku dan PT Astra Agro Lestari Tbk di tahun 1994 dan 1997. Keduabelas perusahaan lainnya terdiri dari 8 perusahaan komponen otomotif (PT Gemala Kempa Daya - chassis, PT Inti Ganda Perdana – axle & propeller shaft, PT Inkoasku – wheel rim, PT Pakoakuina - wheel rim, PT Superior Coach - body, PT Tri Dharma Wisesa - brake shoe, PT Trimitra Baterai Prakasa - accu, PT Wahana Eka Paramitra – transmission assy), 2 perusahaan investasi (PT Arjuna Raya Unggul dan PT Persada Khatulistiwa Nusantara) dan masing-masing sebuah perusahaan makanan (PT Mejisinar Kasih) dan transpotasi (PT Puninar Saranaraya)
Investasinya
secara pribadi pada awalnya juga dilakukan pada unit-unit usaha
Astra. Tapi pada akhirnya juga dilakukan dengan mitra lainnya yang
berasal dari non kedua kelompok. Ini mulai dilakukan pada 1987.
Ketika itu bermitra dengan Lodewijk Johannes Henry Eman (keluarga
F.H. Eman yang memiliki kelompok usaha Udatinda) membentuk PT
Pakoakuina untuk memproduksi wheel rim. Dengan keluarga ini, ia
memiliki pula kerja sama pada 2 pabrik komponen otomotif yaitu PT
Inkoasku dan PT Palingda Nasional.
Setahun kemudian masuk ke industri pengolahan kayu dengan membentuk PT Nusaframia, bekerja sama dengan Dick Arief Gandaatmadja. Dua tahun berikutnya melakukan kerja sama dengan Sae Chang Moolsan Co. Ltd. membentuk PT Saechang Ceramics Indonesia yang memproduksi keramik. Bersamaan ini, ia masuk pula ke bisnis eceran dengan memakai pola waralaba. Dua unit usaha di sektor ini adalah PT Karabha Unggul dan PT Suryaraya Mantaputama. Yang pertama menggandeng Makro untuk mendirikan pusat perkulakan, sedang yang kedua dengan Yaohan untuk bisnis departemen store. Perkulakan Makro dan Departemen Store Yaohan telah didivestasi kepemilikannya sejak 1995.
Sementara
investasi pribadi yang dilakukan oleh istrinya, Like Rani Imanto
lebih banyak bertindak mewakili kepentingan TPR. Tercatat pertama
kali dilakukan pada tahun 1974 dengan mendirikan perusahaan investasi
PT Delta Exim yang setahun kemudian mendirikan perusahaan kontruksi
PT Delta Sarana Indonesia. Tercatat seluruhnya ada 14 perusahaan yang
pendirian dan penyertaan awalnya terkait dengannya. Tujuh perusahaan
perkebunan kelapa sawit (PTTunggal Perkasa Plantations, PT Sari
Aditya Loka, PT Karya Tanah Subur, PT Sari Lembah Subur, PT
Sankawangi, PT Sukses Tani Nusasubur dan PT Suryaraya Bahtera telah
dilepas ke PT Astra Agro Lestari Tbk. Kini tersisa 4 perusahaan yaitu
PT Catur Reksadaya (dagang), PT Djambi Waras (perkebunan karet), PT
Purna Carmatama (sepatu olahraga) dan PT Brahma Binabakti (crumb
rubber).
Pasca
krisis belum terlihat banyak usaha yang didirikan oleh TPR dan
anggota keluarganya. Melalui PT Trikarana Investindo Prima ada dua
perusahaan yaitu PT Mejisinar Kasih dan PT Pesona Khatulistiwa
Nusantara. Istri dan anak sulungnya (Christian Ariano Rachmat)
mendirikan perusahaan dealer dan bengkel mobil PT Oto Karya Prima di
Bandung. TPR terlibat pada 3 perusahaan yaitu PT Intanco Precision
Tools (dies & mould component), PT Tanjung Sawit Nusantara
(perkebunan kelapa sawit) dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk
(multi finance). Yang terakhir adalah perusahaan multi finance yang
didirikan oleh almarhum ayahnya, Raphael Adi Rachmat. TPR mengambil
alih 90 % sahamnya pada pertengahan tahun 2003, sebelum akhirnya
dilepas kembali kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Sementara
dari ketiga anaknya, yang telah terlibat dalam pendirian perusahaan
adalah yang sulung. Selain dengan ibunya, ia memiliki dua perusahaan
bermitra dengan partner luar yaitu PT Triputra Adi Jaya dan PT Supra
Indofinan Pacific.
Jika
dilihat dari porsi kepemilikannya pada sekian banyak perusahaan
rata-rata relatif kecil, sekedar ikutan, upah dari keprofesionalnya.
Tapi ini sebenarnya menguntungkan baik di kala sedang tertimpa
musibah atau di masa prospek. Dengan minoritas andilnya, di kala
mendapat musibah, relatif tidak terkena, dikarenakan biasanya sasaran
utamanya adalah pemegang saham utama pengendali. Demikian di kala
sedang prospek akan mendapat gain yang bisa dikatakan tidak kecil
nilainya. Yang terakhir adalah gain yang dipastikan diperoleh sangat
besar dalam penjualan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk.
TPR
sebagai profesional tidak diragukan lagi. Selepas dari PT Astra
International Tbk, posisi sebagai komisaris utama masih dipercayakan
seperti di PT Surya Semesta Internusa Tbk (1999-sekarang), PT
Unilever Indonesia Tbk (1999-sekarang) dan PT Multi Bintang Indonesia
Tbk (2002-sekarang). Bahkan di PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk
yang telah dilepas kepemilikannya masih dipercayakan sebagai
komisaris utama.
Nama
:
A. Zamzami
Kelas
:
XII IPA 2
Mapel
:
Kewirausahaan
Peter
Sondakh
**Rajawali Group
Name
: Peter Sondakh
2012 Rank
: 464 2011
Rank : 488 2010
Rank : 437
Net Worth
: US 2.6 billion Dollars (2012)
Fortune
: Self Made
Source
: Telecom‚ retail‚ hotels
Country Of
Citizenship : Indonesia
Residence
: Surabaya‚ Indonesia
Education
: NA
Date of
Birth : 1952
Profession
: Businessman
Family
: Spouse(s)‚ Children:3
Peter
Sondakh adalah salah satu dari beberapa pengusaha yang dapat
anda temui. Pengusaha ini telah meraih suksesnya di berbagai jenis
perusahaan. Ada beberapa jenis bidang usaha yang dikerjakan oleh
Peter. Sebagai seorang pengusaha, tentunya Peter juga merintis suatu
bisnis dari nol kemudian menjadikannya lebih berkembang. Untuk
mengetahui kesuksesan dari seorang Peter, lebih baik kita mengetahui
profil dari pengusaha ini terlebih dahulu. Dengan mengetahui profil
Peter secara lengkap, maka kita akan lebih mengenal perjuangan Peter
secara lebih rinci.
Sebagai
seorang pengusaha yang sukses, banyak sekali orang yang tertarik
untuk mengetahui profil Peter Sondakh secara jelas. Peter
merupakan seorang pengusaha sukses yang berasal dari kota Malang.
Sepak terjangnya di dunia bisnis telah mengalami berbagai peningkatan
yang fantastis. Pengusaha ini memiliki banyak sekali kemampuan dan
pengalaman di bidang bisnis. Jika anda tertarik untuk mempelajari
usaha di bidang bisnis anda dapat belajar dari Peter. Peter merupakan
pemilik dari perusahaan Bentoel dan juga Rajawali Grup. Pada tahun
2008, Peter terpilih menjadi orang terkaya nomer enam di Indonesia.
Hal ini dikarenakan perusahaan kelapa sawit yang berada di bawah
naungan dari Rajawali Grup mengalami peningkatan saham yang cukup
fantastis. Selain itu, Peter juga salah satu penggemar dari permainan
sepak bola. Karena kecintaannya pada sepak bola, maka melalui grup
Bentoel, Peter juga mendanai seluruh kegiatan yang dikerjakan oleh
AREMA. Selain itu melalui Perusahaan Semen Bosowa juga mensponsori
beberapa klub sepak bola seperti Persipura dan PSM. Selain memiliki
banyak perusahaan di dalam negri, Peter juga memiliki beberapa
perusahaan property di luar negri. Perusahaan yang dimiliki Peter
mencakup dalam dan luar negeri sangatlah banyak. Walau sempat tinggal
di negara Amerika Serikat dalam jangka waktu yang cukup lama, Peter
tetap mengurusi semua jenis bisnisnya di Indonesia. Dengan tekad dan
kemauan yang keras dan didukung oleh keahlian di bidang bisnis maka
bisnis yang dirintis oleh Peter selalu mengalami kemajuan.
Tidak
sedikit orang yang dapat meraih kesuksesan di bidang bisnis. Dengan
memulai bisnis dari nol, anda pun akan berkesempatan untuk menjadi
seorang pengusaha yang sukses. Langkah awal dari seorang pengusaha
bisnis yang sukses adalah ketekunan dan kerja keras. Peter melihat
segala macam bisnis sebagai jenis peluang yang harus dipertimbangkan.
Oleh karena itu beliau tidak henti-hentinya untuk menyusun strategi
demi mendapatkan peluang bisnis dengan prospek masa depan yang cerah.
Saat ini Peter berdomisili di Jakarta dan berkonsentrasi dalam
menjalankan segala jenis bisnis yang ia jalankan. Dengan modal
ketekunan dan kerja keras, pengusaha ini dapat meraih gelar orang
terkaya ke enam di Indonesia dengan total kekayaan sebesar 1,05
miliar dolar AS.
Nama
:
M.Abdullah
Kelas
:
XII IPA 2
Mapel
:
Kewirausahaan
Sukanto Tanoto
PROFILE
Nama
Asli Tan
Kang Hoo (Sukanto Tanoto)Nama
PanggilanNama PopulerSukanto
TanotoTempat/Tanggal
LahirBelawan,
Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 25 Desember 1949
BIOGRAFI
Tan Kang Hoo atau lebih dikenal dengana nama Sukanto Tanoto adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Ia adalah CEO Raja Garuda Mas, sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Singapura dengan usaha di berbagai bidang, terutamanya kertas dan kelapa sawit.
Selain itu, ia juga dinyatakan
sebagai orang terkaya di Indonesia oleh majalah Forbes pada September
2006.
Organisasi
- Anggota Young Presiden’s Organization (YPO)
- Anggota Mercantile Club
- Anggota Hilton Executive Club
- Anggota Indonesia Financial Executive Association (IFEA)
- Anggota Canadian Pulp & Paper Association (CPPA)
- Anggota World Presidents Organization (WPO)
- Anggota Chief Executive Organization
- Prince of Wales Business Leaders Forum
Karier
- Perusahaan National Development Coporation Guthrie di Filipina (0)
- Perusahaan Electro Magnetic di Singapura (0)
- Perusahaan Pabrik Kertas di China (0)
- Karier Kerja Pengusaha Toko Onderdil Mobil di Medan (1968)
- Karier Kerja Direktur CV Karya Pelita di Medan (1972)
- Karier Kerja Direktur Utama PT Raja Garuda Mas (1973)
- Karier Kerja Dirut PT Bina Sarana Papan di Medan (1976)
- Karier Kerja Dirut PT Overseas Lumber Indonesia di Medan (1979)
- Karier Kerja Dirut PT Gunung Melayu (1980)
- Karier Kerja Dirut PT Inti Indosawit Sejati (1980)
- Karier Kerja Dirut PT Saudara Sejati Luhur (1985)
- Karier Kerja Komisaris Utama PT Inti Indorayon Utama (1983)
- Karier Kerja Anggota Komisi Pembimbing mahasiswa S3 atas nama Sdr. Andrianto Widjaya NRP. 95507 Program Doktor (S3) Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Institute Pertanian Bogor (0)
Profil Low Tuck Kwong
Pria ini terlahir di Singapura
serta ikut bisnis konstruksi orang tuanya hingga usia 20 tahun.
Namun, kemudian pindah kewarganegaraan jadi warga Indonesia. Dia
dikenal sebagai raja batu bara Kalimantan.
Menurut majalah Forbes yang baru dirilis pekan ini, Low masuk dalam urutan 828 jajaran orang kaya dunia. Total kekayaan pria beristri dengan dua anak ini, menurut Forbes, sebesar US$ 1,2 miliar.
Low Tuck Kwong memulai bisnis di Indonesia pada 1973 ketika ia membentuk perusahaan konstruksi yang khusus menangani pekerjaan umum, konstruksi bawah tanah, hingga konstruksi di laut.
Dalam perkembangannya, perusahaan konstruksi sipil ini kemudian mendapatkan kontrak batu bara pada 1988.
Menurut majalah Forbes yang baru dirilis pekan ini, Low masuk dalam urutan 828 jajaran orang kaya dunia. Total kekayaan pria beristri dengan dua anak ini, menurut Forbes, sebesar US$ 1,2 miliar.
Low Tuck Kwong memulai bisnis di Indonesia pada 1973 ketika ia membentuk perusahaan konstruksi yang khusus menangani pekerjaan umum, konstruksi bawah tanah, hingga konstruksi di laut.
Dalam perkembangannya, perusahaan konstruksi sipil ini kemudian mendapatkan kontrak batu bara pada 1988.
Lima tahun setelah berganti
kewarganegaraan Indonesia, pada November 1997, Low Tuck mengakuisisi
PT Gunung Bayan Pratamacoal dan PT Dermaga Perkasapratama yang
memiliki tambang dan mengoperasikan terminal batu bara di Balikpapan
sejak 1998.
Sejak itu, sejumlah konsesi baru
diakuisisinya hingga resmi membentuk perusahaan induk yang dikenal
dengan PT Bayan Resources.
Sejak 2001, Bayan Group rata-rata
menambah satu konsesi dalam portofolio perusahaan. Bahkan, Bayan
terus mengevaluasi peluang untuk menambah konsesi batu bara di
Indonesia.Kalimantan dikenal sebagai pulau dengan areal hutan alam
yang masih sangat luas. Namun, di wilayah ini pula banyak menyimpan
cadangan batu bara.
Melalui sejumlah perusahaan, Bayan
Group memiliki hak eksklusif melalui lima kontrak pertambangan dan
tiga kuasa pertambangan dari pemerintah Indonesia. Total konsesinya
mencapai 81.265 hektare.
Low Tuck Wong adalah salah
satunya. Majalah Forbes yang terkenal diseluruh dunia, melakukan
beberapa riset untuk menentukan siapa yang paling berhak untuk duduk
diperingkat teratas daftar orang terkaya diseluruh dunia. Dan beliau
lah yang menduduki daftar tersebut. Beliau memang bukan orang asli
Indonesia. Beliau berasal dari negara tetangga Singapura. Kepindahan
beliau ke Indonesia pada tahun 1972 memang telah memberikan peluang
yang besar baginya untuk memulai berbisinis. Beberapa bisnis
konstruksi telah berhasil beliau bangun di Indonesia. Bisnis yang
dirintisnya sejak kepindahannya tersebut memberikan keuntungan yang
besar sehingga beliau mampu bertahan dari banyak saingan yang
memiliki usaha yang sama dengannya. Pengalamannya mengelola bisnis
konstruksi bersama dengan ayahnya di negara asalnya, Singapura,
ternyata sangat bermanfaat dalam upayanya untuk memajukan bisnis
konstruksi pribadinya di Indonesia.
Low Tuck Wong adalah orang yang
sangat ulet yang telah belajar banyak tentang bisnis konstruksi
kepada orangtuanya pada usia 20an tahun. Ketika beliau pindah ke
Jakarta, semua pengetahuan tentang bisnis konstruksi sangat
bermanfaat. Berbagai macam pekerjaan konstruksi yang beliau dapatkan
di Indonesia mampu mengangkat kesuksesan beliau. Ada banyak sekali
pekerjaan konstruksi yang berhubungan dengan bawah tanah dan laut
berhasil beliau kerjakan dengan baik. Lelaki dengan dua anak ini
mampu menghasilkan banyak sekali uang dengan menjual jasa
konstruksinya. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai raja batu bara
di Indonesia. Selain bisnis konstruksi, beliau juga memiliki bisnis
di pertambangan, terutama di pertambangan batu bara. Perusahaan yang
dibentuknya untuk mengoperasikan bisnis batu baranya menghasilkan
banyak sekali keuntungan. Beliau memiliki terminal batu bara di
Balikpapan. Kedua bisnis tersebut beliau bangun sejak tahun 1998
setelah beliau berpindah kewarganegaraan menjadi Warga Negara
Indonesia. Kesuksesan PT Bayan Resources yang beliau bentuk,
mendorong perusahaan tersebut untuk terus menambah konsesi ke dalam
portofolio perusahaan. Perkembangan bisnis batu bara yang bagus
membuat beliau mengadakan penilaian terhadap peluang yang bagus untuk
menambah konsesi jumlah batu bara di negara Indonesia.
Profil Low Tuck Wong yang
sangat bagus tersebut telah memberikan tempat yang baik pada urutan
orang terkaya dalam majalah Forbes. Kejeliannya untuk melihat peluang
bisnis yang sangat baik di Kalimantan membantunya meraup banyak
keuntungan. Beliau telah berusaha untuk mengeksplorasi tanah
Kalimantan yang memang banyak mengandung batu bara. Ada lima kontrak
yang berhubungan dengan pertambangan dan ada pula tiga kuasa yang
masih berhubungan juga dengan pertambangan yang diberikan oleh
pemerintah Indonesia kepada beliau. Kegigihan yang telah beliau
usahakan sepanjang hidup beliau ternyata mampu dan menghasilkan harta
yang berlimpah dan memberikan lapangan pekerjaan yang bagus untuk
rakyat Indonesia.
Nama : Rezki Maulana
Kelas : XII IPA 2
Mapel : Kewirausahaan
Nama
:
Yusuf Rizqi M.
Kelas
:
XII IPA 2
Mapel
:
Kewirausahaan
JOKO SUSANTO
**ALFAMART
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Joko susanto
Umur : 20 tahun
Tempat/tanggal lahir : Wonosobo,28 januari 1989
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Tempat tinggal
sekarang : Jl. Sunter bentengan mas 7 Rt/Rw !6/06
Riwayat
Pendidikan 1).September
2008- hingga saat iniSedang melanjutkan ke jenjang perguruan
tinggi2).Juli 2003-Juni 2006SMA Wonosobo3).Juli 2000-Juni 2003SMP
Wonosobo4).SD Wonosobo
Riwayat kerja 1).CV.BENTENG MAS
ANUGRAH RAYASales promotion Boy Sauce sambel2).UD.USAHA
MANDIRIDriver Expedition3).PT.TOKO GUNUNG
AGUNG,TbkAdministration
Djoko
Susanto adalah
pemilik Alfamart yang merupakan salah satu super market yang banyak
tersebar di wilayah Indonesia. Dengan semakin meluasnya jaringan
untuk Alfa Mart, semakin besar pula keuntungan yang diperoleh oleh
pengusaha ini. Dari sinilah beliau dikenal oleh banyak orang dan
mulai menjadi orang kaya raya baru di tanah air.
Kemampuan berbisnis Djoko dimulai
sejak beliau masih berumur tujuh belas tahun. Awalnya beliau membuka
usaha kios yang dimiliki oleh orang tuanya di Pasar Arjuna yang
terletak di kawasan Jakarta. Kios yang dijalankannya itu diberi nama
Sumber Bahagia. Kios tersebut menekankan bisnis nya dalam menjual
bahan makanan. Potensi bisnis nya pun sedikit berkembang. Beliau
melihat adanya ruang bisnis yang lebih baik dengan menjual rokok. Hal
ini dilakukannya pada tahun 1960 an. Visi nya dalam berbisnis rupanya
sangat bagus, beliau dapat melihat bagaimana sebuah bisnis rokok akan
dapat berjalan dengan baik dan memiliki potensi yang besar di masa
akan datang. Dengan pemikiran yang dimiliki Djoko tentang potensi
usaha rokok, Putera Sampoerna menjadi rekan kerjanya dan mereka
membuka kios rokok baru di kawasan Jakarta. Nampaknya dewi fortuna
mampir pada mereka dan usaha tersebut berjalan dengan sangat baik.
Berawal dari keberdaan kios baru
ini lah mereka mulai berpikir untuk membuka super market. Super
market tersebut diberi nama Alfa Toko Gudang Rabat. Djoko sendiri
menjadi direktur penjualan serta distribusi untuk perusahaan
Sampoerna yang pada saat itu sedang berkembang dengan baik. Seiring
dengan waktu Djoko dan Sampoerna mendirikan toko baru yang
diberi nama Alfa Minimart. Nama tersebut akhirnya disingkat menjadi
Alfamart. Pendirian toko tersebut dilakukan pada tahun 1994 dan
rupanya menarik perhatian banyak orang karena toko tersebut
diperuntukkan tidak hanya untuk kalangan atas tapi juga menengah ke
bawah. Akan tetapi Sampoerna tidak lagi bekerja sama dengan Djoko
karena Sampoerna mendirikan bisnis dan perusahan baru dengan menjual
tembakau. Pada akhirnya sebgian saham untuk Alfamart yang dimiliki
Sampoerna dibeli oleh Djoko dari tangan Philip Morris.
Djoko pun membeli Northstar
sehingga beliau memiliki saham sebesar 65 persen dari perusahaan.
Saham sebanyak 65 persen tersebut dijual dan akhirnya menghasilkan
dua kali lipat. Dari sinilah Djoko mulai mendapatkan penghasilan
besar dan menjadikannya milioner. Beliau juga menjual
bisnis super market dan mulai masuk ke bisnis mini market yang
diperuntukkan untuk semua kalangan. Mini market dinilai lebih
terjangkau sehingga dapat menarik perhatian lebih banyak orang dari
pada super market. Sebagai pemilik alfamart, Djoko mulai
menikmati penghasilan yang sangat besar dari bisnisnya dengan jumlah
pelanggan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Usaha itu pun
semakin berkembang sehingga dia menjadi jajaran orang terkaya di
Indonesia di urutan ke tujuh belas pada di tahun 2012.
Nama
: Addien Nur Fahmi
Kelas
: XII IPA 2
Mapel
: Kewirausahaan
Rachman
Halim
**PT. Gudang Garam
Rachman
Halim yang juga bernama Tjoa To Hing, adalah pemimpin generasi
kedua perusahaan rokok terbesar di Indonesia, Gudang Garam. Pria
kelahiran Kediri, 30 Juli 1947, itu meninggal dunia di
Singapura, 27 Juli 2008 pukul 05.00 waktu Singapura atau
04.00 WIB. Ia adalah putra pertama Surya Wonowidjojo, pendiri
Gudang Garam, yang berbasis diKediri, Jawa Timur,
yang mempekerjakan sekitar 46.000 karyawan.Terakhir ia menjabat
Presiden Komisaris PTGudang Garam Tbk. Menurut majalah Forbes,
ia dan keluarga adalah orang terkaya 8 di Indonesia dengan
kekayaan 1,6 miliar dollar AS, tahun 2007. Peringkat ke-4
di Asia Tenggara pada tahun 2004, dan terkaya ke-214 di
dunia pada 2005.Halim berhasil membawa GG menjadi perusahaan
besar. Dia melakukan revolusi, menjadikan Gudang Garam
sebagai perusahaan terbuka dan terus membesar hingga selalu
menjadi terbesar.
Rahman
meninggal tepat sebulan setelah perayaan ulang tahun ke-50 PT
Gudang Garam, 26 Juni 2008. Ia meninggalkan seorang istri
dan dua anak. Halim meninggal akibat penyakit jantung
koroner yang dideritanya, setelah mendapat perawatan di
salah satu rumah sakit di Singapura.Jenazahnya diterbangkan dari
Singapura dengan pesawat carter dan tiba di Bandara
Juanda
Surabaya sekitar pukul 16.30. Selanjutnya, dibawa dengan
helikopter milik Gudang Garam dan mendarat di helipad
kompleks pabrik GG unit III sekitar pukul 17.30.
Sebelumnya, satu helikopter mendarat lebih dulu yang mengangkut
beberapa koper dan kerabat Halim.Jenazahnya disemayamkan di
rumah duka di Jalan Demak Nomor 1, Kelurahan Ngadirejo,
Kediri, Jawa Timur.
Sebelum disemayamkan
di rumah duka, jenazah dibawa mengitari Gedung Sasana
Krida Surya Kencana di Kediri, salah satu gedung baru milik
PT Gudang Garam yang belum sempat diresmikan.Ribuan warga
sekitar dan buruh PT Gudang Garam memadati sepanjang jalan
menuju rumah duka yang dilalui iring-iringan mobil jenazah. Dia
memang dikenal sebagai seorang dermawan. Di sepanjang jalan
yang dilalui iringan mobil jenazah, keluarga almarhum
juga menebar uang receh yang kemudian dipungut warga yang
menyambutnya di sepanjang jalan.Juru bicara keluarga, yang juga
Kepala Humas PT Gudang Garam, Vidya R Boediyanti, kepada
pers menjelaskan, Rahman meninggal di Rumah Sakit Mount
Elizabeth, Singapura. Ia meninggalkan satu orang istri, Feni
Olivia alias Oiy Fen Lang, putri seorang pemilik restoran di
Bima, NTB, dan dua orang anak.Rahman mengawali kariernya di PT
Gudang Garam sebagai pengawas
bangunan
pabrik. Setelah itu, pada tahun 1969, ia menjabat sebagai salah
satu Direktur PT Gudang Garam. Tahun 1984, ia menjabat presiden
komisaris.Berita meninggalnya bos GG itu mengejutkan sejumlah
pejabat di Kota Kediri. Wali Kota
Achmad
Maschut mengaku terkejut dan menyatakan sangat berduka atas
wafatnya Rachman. menurut Maschut, Halim seorang pengusaha
yang ramah, tenang dan baik. Maschut terkejut, karena saat
resepsi HUT Ke-50 GG Juni lalu, ia masih bercanda saat
bersalaman dengan Halim.Sebelumnya, Halim juga sempat datang ke
rumah dinas bupati dan mengajukan izin pembangunan dua gedung
baru. Yakni, gedung di dekat unit I yang diproyeksikan untuk
kantor pusat dan gedung Sasana Kridha Surya Kencana. Ketua
Umum Gappri (Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok
Indonesia) Ismanu Semiran, pun mengaku sangat terkejut dan
merasa kehilangan dengan meninggalnya Halim. "Seluruh
elemen industri rokok mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya.
Kepergian beliau membuat kami sedih," ujar Ismanu.
Orang
Terkaya "Forbes"
Dalam
daftar 40 orang terkaya di Indonesia tahun 2007 versi majalah
Forbes Asia, Rachman Halim & keluarga (1,6 miliar
dollar AS) menduduki peringkat 8 terkaya di Indonesia.Bahkan
pada tahun 2003, Majalah Forbes dalam The 2003 Forbes World’s
Billionaires List yang dirilis hari Jumat (28/2) menempatkan
Rachman Halim dan keluarga, pemilik pabrik rokok Gudang
Garam, pada urutan 303 terkaya di dunia. Dengan kekayaan 1,4
milyar dollar AS (sekitar Rp 12,6 trilyun) Halim ada bersama
24 orang dengan nilai kekayaan yang sama.Rachman Halim merupakan
satu-satunya orang Indonesia yang masuk daftar. Orang Asia
lainnya yang ada satu peringkat dengan Halim adalah Stanley Ho
(Hongkong) yang bergerak di judi, Keluarga Koo Chen-hu (Korsel)
di perbankan, dan Yamauchi Hiroshi (Jepang) di Nintendo.
Sempat
Bagi Rumah
Rachman
Halim yang dikenal peduli terhadap karyawannya, sekitar satu
bulan sebelum meninggal (saat perayaan ulang tahun Gudang
Garam Ke-50 pada 25 Juni 2008), sempat memberikan hadiah rumah
kepada karyawan yang mengabdi lama di Gudang Garam.
Pemberian rumah itu sebagai bentuk terima kasihnya kepada
karyawan yang ikut membesarkan GG. Sehingga pabrik rokok yang
didirikan pada tahun 1958 oleh ayah kandungnya, Surya
Wonowidjojo alias Tjoa Jien Hwie, sukses berkembang.Acara itu
dihadiri oleh mantan Presiden Megawati dan beberapa menteri
anggota Kabinet Indonesia Bersatu serta Gubernur Jatim Imam
Utomo.
Profil
GG
PT.
Gudang Garam Tbk. merupakan salah satu produsen rokok kretek
terkemuka yang menguasai pangsa pasar terbesar di
Indonesia, memproduksi lebih dari 70 miliar batang rokok pada
tahun 2001 dan dikenal sebagai produsen rokok kretek
yang bermutu tinggi.Dilihat dari asset yang dimiliki, nilai
penjualan, pembayaran pita cukai dan pajak kepada Pemerintah
Indonesia serta jumlah karyawan, PT Gudang Garam Tbk merupakan
perusahaan terbesar dalam industri rokok kretek di
Indonesia. PT Gudang Garam Tbk telah mencatatkan sebagian
saham-sahamnya di lantai bursa.
Sejarah
Perjuangan
PT Gudang Garam Tbk hingga mencapai sukses seperti sekarang ini
dimulai sejak tahun 1958.
Pada tanggal 26 Juni 1958, Bapak Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek dengan merek dagang "Gudang Garam" dengan bercirikan industri rumah tangga yang hanya menggunakan alat tradisional sederhana. Pada saat itu jumlah tenaga kerjanya hanya sekitar 50 orang dan menempati lahan sewaan seluas 1000 m2 yang berlokasi di jalan Semampir II/1 Kediri. Gudang Garam memulai produksi perdananya, berupa Sigaret kretek Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil produksi hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Pada mulanya pemasaran hasil produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri (Karesidenan Kediri). Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun Gudang Garam menjadi semakin terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan untuk memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi sebuah Firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha. Gudang Garam juga mendapat dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhikebutuhan modal kerja yang berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah hingga menjadi milyaran rupiah.
Pada tanggal 26 Juni 1958, Bapak Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek dengan merek dagang "Gudang Garam" dengan bercirikan industri rumah tangga yang hanya menggunakan alat tradisional sederhana. Pada saat itu jumlah tenaga kerjanya hanya sekitar 50 orang dan menempati lahan sewaan seluas 1000 m2 yang berlokasi di jalan Semampir II/1 Kediri. Gudang Garam memulai produksi perdananya, berupa Sigaret kretek Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil produksi hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Pada mulanya pemasaran hasil produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri (Karesidenan Kediri). Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun Gudang Garam menjadi semakin terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan untuk memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi sebuah Firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha. Gudang Garam juga mendapat dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhikebutuhan modal kerja yang berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah hingga menjadi milyaran rupiah.
Kemudian
pada tahun 1971, status perusahaan berubah menjadi Perseroan
Terbatas (PT) dan mendapatkan fasilitas PMDN. Dengan status
Perseroan Terbatas, PT. Perusahaan Rokok Tjap Gudang
Garam semakin berkembang, baik dari segi kualitas produksi,
menejemenmaupun teknologi, sehingga pada tahun 1979 mulai
memproduksi Sigaret Kretek Mesin (SKM). Produksi sigaret kretek
mesin ini tidak merubah sifat PT. Gudang Garam sebagai
perusahaan yang menganut sistem padat karya, bahkan
semakin memperluas kesempatan kerja.Pada tahun 1985, Bapak Surya
Wonowidjojo wafat dengan meninggalkan kenangan indah kepada
seluruh karyawan. Saat itu justru persaingan di industri rokok
semakin ketat, dengan kondisi demikian, perusahaan harus
berjuang demi kelestarian perusahaan dan kesejahteraan karyawan
yang merupakan cita-cita beliau.Untuk memperkuat struktur
permodalan dan posisi keuangan perusahaan, maka pada tahun
1990 PT. Gudang Garam melakukan penawaran umum untuk menjual
sebagian saham perusahaan kepada masyarakat melalui bursa
effek.Pada tahun 1991, perusahaan mengembangkan usaha di bidang
kertas industri melalui PT Surya Pamenang, berkedudukan di
Kediri. Prosentase pemilikan saham PT Gudang Garam Tbk.
pada PT Surya Pamenang saat ini adalah 100% kurang 1 (satu)
saham. Salah satu tujuan pengembangan bidang usaha ini
adalah untuk menjamin kesinambungan akan pasok bahan
pengepakan bermutu tinggi, yang sebelumnya kebutuhan bahan
pengepakan berkualitas tertentu masih harus diimpor. PT Surya
Pamenang akan ikut serta memenuhi kebutuhan pasar di
Indonesia dan di luar negeri di samping juga untuk memenuhi
kebutuhan kertas kemasan PT Gudang Garam Tbk. sendiri.
Produksi PT Surya Pamenang saat ini adalah:
Produksi PT Surya Pamenang saat ini adalah:
- Coated Folding Boxboard
- Coated Solid Bleached Board
- Coated Duplex Board
Filosofi
Kiat-kiat
manajemen yang menjadikan PT. Gudang Garam, Tbk. menjadi
seperti sekarang ini, bercermin pada pandangan hidup
Almarhum Surya Wonowidjojo yang juga menjadi falsafah
perusahaan, yaitu Catur Dharma Perusahaan.
Yaitu
:
- Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu kebahagiaan
- Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.
- Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama dengan orang lain.
- Karyawan adalah mitra usaha yang utama.
Nama
:
Ainul Mahbubii
Kelas
:
XII IPA 2
Mapel
:
Kewirausahaan
Achmad Hamami
** PT Trakindo Utama
Nama
Achmad Hamami merupakan nama baru dalam daftar orang terkaya
Indonesia yang dirilis oleh Forbes. Pria yang memiliki empat orang
anak tersebut berhasil menempati posisi nomor tujuh orang terkaya di
Indonesia dengan total harta mencapai US$ 2,2 Miliar. Memang keluarga
ada di balik kisah suksesnya bahkan kini anak-anaknya; Mivida, Muki,
Ana dan Bari lah yang menjalankan bisnisnya. Menjadi
pengusaha pada awalnya bukanlah merupakan cita-cita Achmad Hamami.
Ketertarikannya ke dunia militer membawa pria yang kini berusia 81
tahun tersebut menjadi anggota jajaran penerbang TNI Angkatan Laut.
Di saat muda, Hamami sempat
menempuh pendidikan militer sebagai di Angkatan Udara Belanda dan
bahkan berhasil lulus sebagai kolonel termuda pada akhir tahun 1960.
Kondisi tempat kerjanya yang marak dengan korupsi membuatnya
memutuskan untuk keluar sebagai anggota militer dan memulai bisnis
kecil-kecilan di rumahnya dengan membuka kursus matematika bagi
anak-anak. Sebagaimana dilansir dari Forbes.com mengenai Profil
Achmad Hamami, kesuksesan bisnis Hamami berawal pada tahun 1970
ketika mendirikan PT Trakindo Utama. Reputasi Hamami yang bersih
ketika berkarier di dunia militer membuat perusahaan alat berat asal
Amerika Serikat, Caterpillar melirik perusahaannya sebagai
distributor resmi Caterpillar di Indonesia. Pada 13 April 1971,
Trakindo Utama milik Achmad Hamami akhirnya resmi menjadi agen
Caterpillar.
untuk
mendukung usahanya, Achmad Hamami yang berlatar belakang
militer mulai belajar mengenai dunia bisnis. Seiring dengan
peningkatan pembangunan infrastruktur di Indonesia pada tahun
1970-an, maka keuntungan PT Trakindo Utama sebagai salah satu
pendukunya pun ikut meningkat. Bahkan Achmad Hamami mendirikan
beberapa anak perusahaan yang ditujukan untuk mendukung bisnis
Trakindo Utama nantinya seperti PT Sanggar Sarana Baja di tahun 1977
dan PT Chandra Sakti Utama Leasing pada 1995.
Ketika krisis moneter mengguncang
Indonesia, PT Trakindo Utama turut merasakan dampaknya. Ketika
itu Achmad Hamami harus berada pada kondisi sulit karena
perusahaannya memiliki hutang besar hingga mencapai US$ 118 juta
ditambah dengan tidak adanya bank yang bisa memberikan pinjaman untuk
menggerakkan bisnis Trakindo Utama. Ditambah lagi, kesehatan Achmad
Hamami yang ikut menurun seiring dengan menurunnya bisnis
Trakindo Utama. Achmad Hamami menderita glaukoma dan mengalami
kebutaan. Kondisi ini menjadikannya memilih untuk menyerahkan
perusahaan kepada Rachmat Mulyana atau Muki, putra ketiganya.
Meskipun demikian, Hamami masih merupakan nahkoda di balik
kebangkitan Trakindo Utama pasca krisis.
Keberuntungan
memang tengah hinggap di keluarga Hamami saat ini. Berbisnis alat
berat sejak dekade 1970-an, keluarga ini masuk dalam daftar 10 orang
terkaya Indonesia versi majalah ekonomiForbes,
dengan taksiran aset US$ 2,2 miliar.
Adalah Ahmad Hamami, sang kepala
keluarga, yang menjadi nakhoda utama bisnis ini. Sebelum menjadi
pengusaha, pria yang kini berusia 81 tahun itu berkarier sebagai
penerbang di jajaran TNI Angkatan Laut.
Perjalanannya sebagai prajurit
cukup cerah. Hamami muda bahkan sempat mendapat pendidikan pilot di
Angkatan Udara Belanda (Militaire Luchtvaart) dan menyandang predikat
kolonel termuda pada akhir 1960.
Sayang,
karier militernya lantas terhenti. Seperti dikutip
dari Forbes.com,Hamami
pensiun dini lantaran muak dengan wabah korupsi yang ada di tempat
kerjanya saat itu. Setelah pensiun, Hamami memulai bisnis
kecil-kecilan. Awalnya, ia membuka les matematika untuk pelajar di
rumahnya. Anak-anaknya membantu menopang keuangan dengan berjualan es
lilin.
Dewi fortuna hinggap kala seorang
kerabat mengajaknya terlibat dalam penggarapan proyek infrastruktur.
Saat itulah Hamami berkenalan dengan manajemen Caterpillar, pabrikan
traktor dan alat berat lain yang berbasis di California, Amerika
Serikat.
Caterpillar, yang sebelumnya memiliki agen penjualan di Surabaya, melirik Hamami sebagai dealer pengganti lantaran tertarik dengan latar belakang militer dan reputasinya yang bersih. Ia lantas mulai belajar manajemen secara profesional dan mengambil kuliah bisnis.
Maraknya pembangunan infrastruktur pada pertengahan dekade 70-an membawa angin segar pada bisnis traktor. Order bertambah, pundi-pundi Trakindo pun makin tebal.
Tapi jalan tak selalu mulus. Tahun
1999, saat krisis ekonomi merebak, Trakindo terpukul dan Hamami
berusaha keras melunasi utang US$ 118 juta.
Selepas itu, tak ada bank yang mau
membiayai bisnisnya. Tak cuma bisnis yang lesu, kesehatan Hamami pun
menurun. Ia terserang glaukoma dan mengalami kebutaan hingga saat
ini.
Lepas krisis, perlahan Trakindo
bangkit. Di bawah komando Rachmat Mulyana alias Muki, putra ketiga
Hamami, perusahaan ini tumbuh dan beranak-pinak. Kini, tak cuma
bisnis traktor dan alat berat karena mereka juga menggarap sektor
pertambangan, pembiayaan, logistik, hingga teknologi informasi.
Hebatnya, hingga 2009, perusahaan ini berkembang tanpa mengandalkan
utang.
Kepada Forbes, Muki
mengatakan tahun lalu pendapatan mereka mencapai US$ 2 miliar dan
akan tumbuh hingga US$ 3,2 miliar tahun ini. Ditargetkan pada 2015
mereka bisa membukukan pendapatan US$ 6 miliar. Toh, meski sayapnya
kini melebar, ia mengatakan bisnis utama Trakindo tetap alat berat.
"Ibaratnya, alat berat menjadi roti dan mentega bagi kami,"
kata dia.
Nama : M. Ichsan P. M.
Kelas : XII IPA 2
Mapel
: Kewirausahaan
TIRTO UTOMO
Tirto
Utomo atau Kwa
Sien Biauw (lahir
di Wonosobo, 9
Maret 1930 – meninggal 16
Maret 1994 pada
umur 64 tahun) adalah pengusaha Indonesia.
Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini dikenal sebagai
pendiri Aqua
Golden Mississipipada
tahun 1973. Selain itu, ia juga pernah menjadi pengurus Persatuan
Bulutangkis Seluruh Indonesia.
Pada 16
Maret 1994,
ia meninggal dunia dan dimakamkan di pemakaman warga Tionghoa di
dekat Hotel
Kresna, Wonosobo.
Biografi
Setelah
lulus SMP Tirto
Utomo melanjutkan sekolah ke HBS (sekolah
setingkat SMA di zaman Hindia Belanda) di Semarang dan
kemudian di SMAK
St. Albertus, Malang.
Selanjutnya selama dua tahun kuliah di Universitas Gajah Mada yang,
tapi akhirnya Tirto pindah ke Fakultas Hukum Universitas
Indonesia.
Di Jakarta sambil
kuliah ia bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian Sin
Po dan
majalah Pantja
Warna.
Tahun 1959,ia diberhentikan
sebagai pemimpin redaksi Sin Po. Akibatnya sumber keuangan keluarga
menjadi tidak jelas. Namun, akibat peristiwa itulah Tirto Utomo
memiliki kemauan yang bulat untuk menyelesaikan kuliahnya di Fakultas
Hukum UI.
Setelah
lulus, Tirto Utomo mengajukan surat lamaran kerja
ke Permina (Perusahaan
Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakal Pertamina.
Setelah diterima, ia ditempatkan di Pangkalan
Brandan.
Di sana, keperluan mandi masih menggunakan air sungai. Berkat
ketekunannya, Tirto Utomo akhirnya menanjak karirnya sehingga diberi
kepercayaan sebagai ujung tombak pemasaran minyak. Namun pada usia 48
tahun, Tirto Utomo memilih pensiun dini untuk menangani beberapa
perusahaan pribadinya yakni Aqua, PT. Baja Putih, dan restoran Oasis.
Aqua
didirikan dengan modal bersama adik iparnya Slamet
Utomo sebesar
Rp 150 juta. Mereka mendirikan pabrik di Bekasi tahun 1973 dengan
nama PT. Golden Mississippi dan merek produksi Aqua. Karyawan
mula-mula berjumlah 38 orang. Mereka menggali sumur di pabrik pertama
yang dibangun di atas tanah seluas 7.110 meter persegi di Bekasi.
Setelah bekerja keras lebih dari setahun, produk pertama Aqua
diluncurkan pada 1
Oktober 1974.
Salah
satu pelanggan aqua yaitu kontraktor pembangunan jalan
tol Jagorawi, Hyundai.
Dari para insinyur Korea
Selatan itu,
kebiasaan minum air mineral pun menular kepada rekan kerja pribumi
mereka. Melalui penularan semacam itulah akhirnya air minum dalam
kemasan diterima di masyarakat.
Saat
ini, keluarga Tirto Utomo bukan lagi pemegang saham mayoritas karena
sejak tahun 1996 perusahaan
makanan asal Prancis Danone menguasai
saham mayoritas. Brand utama mereka, "AQUA" menjadi market
leader di
bisnis air minum dalam kemasan.
Nama : Sofyan Andiyanto.
Kelas : XII IPA 2
Mapel
: Kewirausahaan
Dr.
Ir. Ciputra l
**Ciputra
Grup
Dengan
nama lengkap Dr. Ir. Ciputra lahir di kota kecil Parigi,
Sulawesi Tengah pada tanggal 24 Agustus 1931 dengan
namaTjie Tjin Hoan, ia anak ke 3 dari pasangan Tjie Sim
Poe dan Lie Eng Nio yang juga berlatar belakang
keluarga sederhana. Ketika berusia 12 tahun ia kehilangan ayahnya
yang meninggal di tahanan tentara pendudukan Jepang karena tuduhan
palsu dianggap mata-mata Belanda. Kepahitan masa kecil telah
menimbulkan tekad dan keputusan penting yaitu memiliki cita-cita
bersekolah di Pulau Jawa demi hari depan yang lebih baik, bebas dari
kemiskinan dan kemelaratan.
Akhirnya Dr. Ir. Ciputra kecil kembali ke bangku sekolah walau terlambat. Ia terlambat karena negara kita masih dalam suasana peperangan dengan tentara Belanda maupun Jepang. Ia masuk kelas 3 SD di desa Bumbulan walau usianya sudah 12 tahun atau terlambat hampir 4 tahun. Ketika usianya 16 tahun lulus dari SD kemudian melanjutkan SMP di Gorontalo dan jenjang SMA di Manado setelah itu memasuki ITB jurusan arsitektur di Bandung. Terlambat tapi bukan berarti terhambat bukan..?
Keseluruhan
pendidikan masa remaja Dr. Ir. Ciputra memang merupakan
gabungan dari pendidikan yang akademis dan juga non akademis, di
dalam kelas dan juga di luar kelas. Inilah yang dapat disebut sebagai
sekolah kehidupan yang membuat seseorang tumbuh menjadi pribadi yang
mandiri dan utuh. Oleh karena itu tidak heran bila saat ini ia
berpendapat bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang
membangun manusia seutuhnya dan beberapa cirinya adalah membangun
moral, mendorong kreativitas dan mendidik karakter-karakter mandiri
siswa-siswinya.
Karya-karya
besar Ciputra begitu beragam, karena hampir semua subsektor
properti dijamahnya. Ia kini mengendalikan 5 kelompok usaha
Jaya, Metropolitan, Pondok Indah, Bumi Serpong Damai, danCiputra
Development yang masing-masing memiliki bisnis inti di sektor
properti. Proyek kota barunya kini berjumlah 11 buah tersebar
di Jabotabek, Surabaya, dan di Vietnam dengan
luas lahan mencakup20.000 hektar lebih. Ke-11 kota baru itu
adalah Bumi Serpong Damai, Pantai Indah Kapuk, Puri Jaya,
Citraraya Kota Nuansa Seni, Kota Taman Bintaro Jaya, Pondok Indah,
Citra Indah, Kota Taman Metropolitan, CitraRaya Surabaya, Kota Baru
Sidoarjo, dan Citra Westlake City di Hanoi,
Vietnam.Proyek-proyek properti komersialnya, juga sangat berkelas dan
menjadi trend setter di bidangnya. Lebih dari itu, proyek-proyeknya
juga menjadi magnit bagi pertumbuhan wilayah di sekitarnya.
Perjalanan
bisnis Ciputra dirintis sejak masih menjadi mahasiswa arsitektur
Institut Teknologi Bandung. Bersama Ismail Sofyan dan Budi
Brasali, teman kuliahnya, sekitar tahun 1957 Ciputra
mendirikan PT Daya Cipta. Biro arsitek milik ketiga
mahasiswa tersebut, sudah memperoleh kontrak pekerjaan lumayan untuk
masa itu, dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. Proyek yang mereka
tangani antara lain gedung bertingkat sebuah bank di Banda Aceh.
Tahun 1960 Ciputra lulus dari ITB. Ke Jakarta…Kita harus ke
Jakarta, sebab di sana banyak pekerjaan, ujarnya kepada Islamil
Sofyan dan Budi Brasali. Keputusan ini menjadi tonggak sejarah yang
menentukan jalan hidup Ciputra dan kedua rekannya itu. Dengan
bendera PT Perentjaja Djaja IPD, proyek bergengsi yang
ditembak Ciputra adalah pembangunan pusat berbelanjaan di kawasan
senen. Dengan berbagai cara, Ciputra adalah berusaha menemui Gubernur
Jakarta ketika itu, Dr. R. Soemarno, untuk menawarkan
proposalnya. Gayung bersambut. Pertemuan dengan Soemarno kemudian
ditindak lanjuti dengan mendirikan PT Pembangunan Jaya, setelah
terlebih dahulu dirapatkan dengan Presiden Soekarno.
Setelah pusat perbelanjaan Senen, proyek monumental
Ciputra di Jaya selanjutnya adalah Taman Impian Jaya
Ancol dan Bintaro Jay. Melalui perusahaan yang 40% sahamnya
dimiliki Pemda DKIinilah Ciputra menunjukkan kelasnya
sebagai entrepreuneur sekaligus profesional yang handal dalam
menghimpun sumber daya yang ada menjadi kekuatan bisnis raksasa. Grup
Jaya yang didirikan tahun 1961 dengan modal Rp. 10 juta, kini
memiliki total aset sekitar Rp. 5 trilyun. Dengan didukung kemampuan
lobinya, Ciputra secara bertahap juga mengembangkan jaringan
perusahaannya di luar Jaya, yakni Grup Metropolitan, Grup Pondok
Indah, Grup Bumi Serpong Damai, dan yang terakhir adalah Grup
Ciputra. Jumlah seluruh anak usaha dari Kelima grup itu tentu di
atas seratus, karena anak usaha Grup Jaya saja 47 dan anak usaha Grup
Metropolitan mencapai 54. Mengenai hal ini, secara berkelakar Ciputra
mengatakan: Kalau anak kita sepuluh, kita masih bisa mengingat
namanya masing-masing. Tapi kalau lebih dari itu, bahkan jumlahnya
pun susah diingat lagi.
Read More »
0 comments:
Post a Comment