Wednesday, February 27, 2013

KARYA TULIS SUNAN GUNUNG JATI


ASAL – USUL KEHIDUPAN

SUNAN GUNUNG JATI DI CIREBON








KARYA TULIS
Diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Babakan Lebaksiu Tegal
Tahun Pelajaran 2012 / 2013


Disusun Oleh :

  1. EDI ASPIYA
  2. SAHRUL IZAZI
  3. A. SAEFULLAH
  4. ROY ZAENAL W
  5. M. JAZERI
  6. PANDHU AQIL M.

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN)


BABAKAN LEBAKSIU TEGAL


TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013




SURAT PEMBIMBING


Babakan, Februari 2013
Nomor :
Lampiran : -
Hal : Pengesahan Karya Tulis
Kepada
Yth. Bapak Kepala MAN Babakan
Lebaksiu – Tegal


Assalamualaikum Wr.Wb

Setelah kami melaksanakan kunjungan study yaitu ke Makam Sunan Gunung Jati Cirebon , maka dengan ini kami membuat Laporan perjalanan sebagai hasil kunjungan tersebut, yang ini beranggotakan :

  1. EDI ASPIYA NIS :
  2. SAHRUL IZAZI NIS :
  3. A. SAEFULLAH NIS :
  4. ROY ZAENAL W NIS :
  5. M. JAZERI NIS :
  6. PANDHU AQIL M. NIS :
Profil : IPS
Judul : Asal – Usul Kehidupan Sunan Gunung Jati Cirebon


Dengan ini kami mohon agar laporan di atas dapat diterima demi kelengkapan tugas pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2012/2013 Di Madrasah Aliyah Negeri ( M A N ) Babakan Lebaksiu Tegal.
Demikian permohonan kami atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.i
Wassalamualaikum Wr.Wb

Pembimbing




Awalina Zulfah ,Sag
NIP. 197611222007102001



PENGESAHAN


Berdasarkan surat pembimbing sehubungan dengan karya tulis ananda :


Nama :
  1. EDI ASPIYA NIS :
  2. SAHRUL IZAZI NIS :
  3. A. SAEFULLAH NIS :
  4. ROY ZAENAL W NIS :
  5. M. JAZERI NIS :
  6. PANDHU AQIL M. NIS :
Profil : IPS
Judul : Asal – Usul Kehidupan Sunan Gunung Jati Cirebon
Maka saya ,Kepala Madrasah Aliyah Negeri Babakan Lebaksiu Tegal mengesahkan dan menerima karya tulis ini untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia di MAN Babakan Lebaksiu Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012.ii




Babakan, Februari 2013
Kepala MAN Babakan Lebaksiu Tegal





Drs. H. Kamaluddin MM
NIP. 196012021985031003














MOTTOiii

(إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (الحجرات : 13
Artinya :
"Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal"

(QS. An Nisaa’ [4]: 59) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ


Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri di antara kalangan kalian”.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ

Jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan”













PERSEMBAHANiv

Karya Tulis ini kami persembahkan untuk :
  1. Kedua Orang tua yang telah memberi motivasi dan dukungan
  2. Bapak Kepala MAN Babakan Lebaksiu Tegal
  3. Dewan guru MAN Babakan Lebaksiu Tegal
  4. Bapak dan Ibu duru pembimbing karya tulis ini yang telah memberikan pengarahan dan bimibngan kepada penulis .
  5. Siswa – siswi MAN Babakan Lebaksiu Tegal
  6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini .




















KATA PENGANTAR

الحمد لله الذي أوضح الطريق للطالبين وسهل منهج السعادة للمتقين وبصر بصائر المصدقين بسائر الحكم والأحكام في الدين ومنحهم أسرار الإيمان وأنوار الإحسان واليقين وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له الملك الحق المبين وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله الصادق الوعد الأمين القائل من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه والتابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين

        Segala puji dan syukur kami panjatkan hanya pada Allah SWT sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta beserta isinya. Shalawat serta salam tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya yang terakhir, yang telah membawa umatnya pada realisasi kehidupan yang benar menurut Al-Quran dan Al-Sunnah.

Berkat rahmat dan karunianya, serta di dorong kemauan yang keras disertai kemampuan yang ada, akhirnya kami dapat menyelesaikan Karya tulis ini yang membahas tentang ”ASAL – USUL KEHIDUPAN SUNAN GUNUNG JATI CIREBON” dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu baik secara umum , moril maupun material dalam penyusunan karya tulis ini yaitu kepada :
  1. Bapak Drs. H. Kamaluddin ,MM selaku kepala MAN Babakan Lebaksiu Tegal .
  2. Bapak Drs. Nuryanto selaku wakil kepala MAN Babakan Lebaksiu Tegal .
  3. Awalina Zulfah S.Ag selaku pembimbing Karya tulis ini yang telah memberikan pengarahan dan motivasi yang berguna bagi penulis .
  4. Bapak dan Ibu guru yang telah mendidik dan serta menyampaikan ilmunya kepada penulis .
  5. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan Karya tulis ini .
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Karya tulis ini masih banyak kekurangan .Untuk itu penulis minta kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya penyusunan Karya tulis ini .
Mudah – mudahan Karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya .v

Babakan , Februari 2013
Penulis
DAFTAR ISIvi

HALAMAN SURAT PEMBIMBING...............................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii
HALAMAN MOTTO.......................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................iv
HALAMAN KATA PENGANTAR...................................................................v
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1       LATAR BELAKANG...............................................................1
1.2       TUJUAN PENULISAN............................................................1
1.3       METODE PENULISAN...........................................................1
1.4       SISTEMATIKA PENYAJIAN..................................................2

BAB II KISAH WALI SONGO.........................................................................3
2.1 PENGERTIAN WALI SONGO.....................................................3
2.2 TOKOH – TOKOH WALI SONGO..............................................4

BAB III ASAL USUL KEHIDUPAN SUNAN GUNUNG JATI.......................6
3.1.    GUNUNG JATI SEBAGAI PANGGURON ISLAM..................6
3.2 ORANG TUA...............................................................................7
3.3 SILSILAH....................................................................................8
3.4 SILSILAH DARI RAJA PAJAJARAN....................................... 8
3.5 PERJALANAN HIDUP................................................................9
3.6.     PERTAMANAN GUNUNG SEMBUNG...................................11
3.7.     SUNAN GUNUNG JATI BUKAN FATAHILLAH....................12
3.8.     RAJA GALUH............................................................................13
3.9.     WAFAT SUNAN GUNUNG JATI...............................................14

BAB  IV PENUTUP............................................................................................15
4.1       KESIMPULAN..........................................................................15
4.2       SARAN......................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................................17




BAB I
PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG
Penulis memilih judul “SEJARAH SUNAN GUNUNG JATI CIREBON” karena beliau adalah salah satu sembilan orang penyebar islam di pulau jawa yang di kenal dengan sebutan walisongo, pada karya ttulis ini akan menjelaskan bagaimana asal-usul beliau dan proses perkembangan agama islam di Jawa.
Kehidupan beliaau di samping pemimpin spiritual, sufi, mubaligh dan da’i pada zamannya juga pemimpin rakyat, beliau menjadi Raja (Sultan) di Cirebon. Bahkan sebagai sultan pertama kesultanan Cirebon yang semula bernama kesultanan pakung wait.

1.2        TUJUAN PENULISAN
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis berharap dapat mencapai tujuan yang semoga dapat bermanfaat bagi  diri sendiri maupun orang lain. Adapun tujuannya adalah sebagai berikut :
1.        Sebagai tanggung jawab memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
2.        Untuk mengetahui sejarah singkat mengenai Sultan Gunung Jati.
3.        Untuk lebih lengkap proses perkembangan Islam di Pulau Jawa.
4.        Agar terbiasa bekerja secara sistematis

1.3        METODE PENULISAN
Karya tulis ini merupakan pengumpulan data-data yang terkait dengan Sunan Gunung Jati. Adapun metode yang di gunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
a.        Metode Observasi
          Yaitu penulis mengadakan kegiatan secara langsung dalam lokasi yang di teliti.
b.        Kepustakaan
          Merupakan tehnik pengumpulan data, pengolahan data dengan membaca buku-buku.1





1.4       SISTEMATIKA PENYAJIAN2
Untuk lebih jelasnya dan mendapatkan gambaran mengenai isi karya tulis ini, maka penulis menggunakan sistematika penulisan dengan maksud agar para pembaca isi karya tulis ini secara garis besar.
Adapun sistematika penulisan antara lain :

BAB I PENDAHULUAN

BAB II KISAH WALI SONGO

BAB III ASAL USUL KEHIDUPAN SUNAN GUNUNG JATI

BAB  IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP



















BAB II
KISAH WALI SONGO

2.1 PENGERTIAN WALI SONGO

3Walisongo berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid
Maulana Malik Ibrahim yang tertua. Sunan Ampel anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal.
Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.
Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga
Pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati kaum jelata.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat “sembilan wali” ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik 4dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai “tabib” bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai “paus dari Timur” hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha.
2.2 TOKOH – TOKOH WALI SONGO

1)    Maulana Malik Ibrahim
Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarkandy diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-Samarkandy, berubah menjadi Asmarakandi.Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku). Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana Jumadil Kubro, yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakni sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad saw.

2)    Sunan Ampel
Ia putera tertua Maulana Malik Ibrahim. Menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, di masa kecilnya ia dikenal dengan nama Raden Rahmat. Ia lahir di Campa pada 1401 Masehi. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama bermukim. Di daerah Ampel atau Ampel Denta, wilayah yang kini menjadi bagian dari Surabaya (kota Wonokromo sekarang)

3)    Sunan Giri
Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin.Sunan Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya–seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja (Babad Tanah Jawi versi Meinsma).Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai.

54)    Sunan Bonang
Ia anak Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban

5)    Sunan Kalijaga
Dialah “wali” yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban -keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe.Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam

6)    Sunan Gunung Jati
Banyak kisah tak masuk akal yang dikaitkan dengan Sunan Gunung Jati. Diantaranya adalah bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra’ Mi’raj, lalu bertemu Rasulullah SAW, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi Sulaeman. (Babad Cirebon Naskah Klayan hal.xxii).

7)    Sunan Drajat
Nama kecilnya Raden Qosim. Ia anak Sunan Ampel. Dengan demikian ia bersaudara dengan Sunan Bonang. Diperkirakan Sunan Drajat yang bergelar Raden Syaifuddin ini lahir pada tahun 1470 M. Sunan Drajat mendapat tugas pertama kali dari ayahnya untuk berdakwah ke pesisir Gresik, melalui laut.

8)    Sunan Kudus
Nama kecilnya Jaffar Shadiq. Ia putra pasangan Sunan Ngudung dan Syarifah (adik Sunan Bonang), anak Nyi Ageng Maloka. Disebutkan bahwa Sunan Ngudung adalah salah seorang putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga di Jawa. 

9)    Sunan Muria
Ia putra Dewi Saroh –adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak, dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota Kudus




BAB III
ASAL USUL KEHIDUPAN SUNAN GUNUNG JATI

3.1.    GUNUNG JATI SEBAGAI PANGGURON ISLAM

6Pada abad ke XV agama islam sudah berkembang di pulau Jawa, terutama di Jawa Timur, Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren bagi siapa saja yang berminat mempelajari agama Islam, sebagian besar dari daerah-daerah sekitarnya dan hanya sedikit dari mereka asal jawa barat pada masa itu di bawah kekuasaan kerajaan pajajaran, sedangkan Gunung jati merupakan wilayah negri / daerah singapura (celancang). Bawahan pajajaran. Karena letaknya di tepi pelabuhan Muara Jati, maka banyaklah pedagang-pedagang asing yang datang kesitu, baik pedagag cina, arab, pedagang Gujarat/pantai barat India. Selain sebagai pedagang mereka juga sebagai Mubaligh yang sengaja membawa ajaran Islam keseluruh penjuru dunia, khususnya Asia Tenggara.
Sekitar pada tahun 1420 M datanglah seerombongan pedagang dari Bagdad yang di pimpin oleh Syekh Idzofi Mahdi memohon agar di perkenankan menetap di perkampungan sekitar Muara jati dengan alasan untuk memperlancar dagangnya, oleh ki surawijaya rombongan syekh Idzofi itu di izinkan tinggal dikampung pasambangan dimana terdapat Gunung jati. Sejak itulah neliau memulai kegiatan berdakwah mengajak penduduk serta teman-teman dekatnya. Itulah awal mula Gunung jati sebagi pangguron Islam. Dengan caranya yang bijaksana dan penuh hikmah dalam menyampaikan dan mengajak orang masuk islam, maka, dalam waktu yang singkat pangguron Islam Gunung Jatii sudah di dengar sampai ke pusat kerajaan pajajaran.
Demikian karena Syekh Idlofi kedatangan tamu yaitu RADEN WALANG SUNGSANG dan adiknya RATU RARASANTANG serta istrinya NYI ENDANG GEULIS yang bermaksud ingin mempelajari agama islam. Kedua saudara tersebut adalah putra-putri raja pajajaran R. PANIANARASA yang bergelar PRABU SILIWANGI dari perkawinannya dengan NYI MAS SUBANG LARANG putri KI JUMAJAN JATI yang pada waktu itu sedang belajar di pangguran islam SYEKH QURO’ Krawang, jadi keduanya sebagai cucu shahbandan pelabuhan muara jati, karena prabu Siliwangi kembali ke agama Budha setelah Nyi Subang larang meninggal dunia, sedangkan kedua putra-putrinya sudah di didik dan di beri petunjuk oleh mendiang ibunya.
Satu kebiasaan yang di lakukan syekh Idlofi di luar waktu dakwah dan di perhatikan oleh santri-santrinya ialah tafakkur menyendiri di suatu tempat seperti gua di puncak gunung jati. Karena itulah para santri memanggilnya dengan nama “SYEKH DZATUL KAHFI” artinya sesepuh yang mendiami gua, sedang masyarakat kampung pasambangan menyebutnya SYEKH NUR JATI artinya sesepuh yang menyiarkan gunung jati. Sedang santri yang meninggalkan pangguron mengatakan “SETTANA” artinya pegang teguhkan semua ajaran yang di dapat dari pangguron Gunung Jati. Namun pada akhirnya penduduk Jawa Barat yang sebagian besar berbahasa sunda, sebutan SETANA di ganti ASTANA artinya kuburan karena di gunakan untuk pemakaman, terutama Syekh Dzatul Kahfi sendiri.7

3.2 ORANG TUA
  • Ayah
Sunan Gunung Jati bernama Syarif Hidayatullah, lahir sekitar tahun 1450. Ayahnya adalah Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar, seorang Mubaligh dan Musafir besar dari GujaratIndia yang sangat dikenal sebagai Syekh Maulana Akbar bagi kaum Sufi di tanah air. Syekh Maulana Akbar adalah putra Ahmad Jalal Syah putra Abdullah Khan putra Abdul Malik putra Alwi putra Syekh Muhammad Shahib Mirbath, ulama besar di HadramautYaman yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah melalui cucunya Imam Husain.

  • Ibu
Ibu Sunan Gunung Jati adalah Nyai Rara Santang (Syarifah Muda'im) yaitu putri dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Nyai Subang Larang, dan merupakan adik dari Kian Santang dan Pangeran Walangsungsang yang bergelar Cakrabuwana / Cakrabumi atau Mbah Kuwu Cirebon Girang yang berguru kepada Syekh Datuk Kahfi, seorang Muballigh asal Baghdad bernama asli Idhafi Mahdi bin Ahmad. Ia dimakamkan bersebelahan dengan putranya yaitu Sunan Gunung Jati di Komplek Astana Gunung Sembung ( Cirebon )

  • Pertemuan orang tuanya
Pertemuan Rara Santang dengan Syarif Abdullah cucu Syekh Maulana Akbar masih diperselisihkan. Sebagian riwayat (lebih tepatnya mitos) menyebutkan bertemu pertama kali di Mesir, tapi analisis yang lebih kuat atas dasar perkembangan Islam di pesisir ketika itu, pertemuan mereka di tempat-tempat pengajian seperti yang di Majelis Syekh Quro, Karawang (tempat belajar Nyai Subang Larang ibu dari Rara Santang) atau di Majelis Syekh Datuk Kahfi, Cirebon (tempat belajar Kian Santang dan Pangeran Walangsungsang, kakanda dari Rara Santang).
Syarif Abdullah cucu Syekh Maulana Akbar, sangat mungkin terlibat aktif membantu pengajian di majelis-majelis itu mengingat ayah dan kakeknua datang ke Nusantara sengaja untuk menyokong perkembangan agama Islam yang telah dirintis oleh para pendahulu.8
Pernikahan Rara Santang putri dari Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang dengan Abdullah cucu Syekh Maulana Akbar melahirkan seorang putra yang diberi nama Raden Syarif Hidayatullah.

3.3 SILSILAH
.Sunan Gunung Jati @ Syarif Hidayatullah Al-Khan bin
.Sayyid 'Umadtuddin Abdullah Al-Khan bin
.Sayyid 'Ali Nuruddin Al-Khan @ 'Ali Nurul 'Alam bin
.Sayyid Syaikh Jumadil Qubro @ Jamaluddin Akbar al-Husaini bin
.Sayyid Ahmad Shah Jalal @ Ahmad Jalaludin Al-Khan bin
.Sayyid Abdullah Al-'Azhomatu Khan bin
.Sayyid Amir 'Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad,India) bin
.Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
.Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)bin
.Sayyid Ali Kholi' Qosim bin
.Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
.Sayyid Muhammad Sohibus Saumi'ah bin
.Sayyid Alawi Awwal bin
.Sayyid Al-Imam 'Ubaidillah bin
.Sayyid 'Isa Naqib Ar-Rumi bin
.Sayyid Muhammad An-Naqib bin
.Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
.Sayyidina Ja'far As-Sodiq bin
.Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
.Sayyidina 'Ali Zainal 'Abidin bin
.Al-Imam Sayyidina Hussain
.Al-Husain putera Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad

3.4 SILSILAH DARI RAJA PAJAJARAN
.Sunan Gunung Jati @ Syarif Hidayatullah
.Rara Santang (Syarifah Muda'im)
.Prabu Jaya Dewata @ Raden Pamanah Rasa @ Prabu Siliwangi II
.Prabu Dewa Niskala (Raja Galuh/Kawali)
.Niskala Wastu Kancana @ Prabu Siliwangi I
.Prabu Linggabuana @ Prabu Wangi (Raja yang tewas di Bubat)


3.5 PERJALANAN HIDUP
  • Proses belajar
Raden Syarif Hidayatullah mewarisi kecendrungan spiritual dari kakek buyutnya Syekh Maulana Akbar sehingga ketika telah selesai belajar agama di pesantren Syekh Datuk Kahfi ia meneruskan ke Timur Tengah. Tempat mana saja yang dikunjungi masih diperselisihkan, kecuali (mungkin) Mekah dan Madinah karena ke 2 tempat itu wajib dikunjungi sebagai bagian dari ibadah haji untuk umat Islam.
Babad Cirebon menyebutkan ketika Pangeran Cakrabuwana membangun kota Cirebon dan tidak mempunyai pewaris, maka sepulang dari Timur Tengah Raden Syarif Hidayatullah mengambil peranan mambangun kota Cirebon dan menjadi pemimpin perkampungan Muslim yang baru dibentuk itu setelah Uwaknya wafat.
Pernikahan
Memasuki usia dewasa sekitar di antara tahun 1470-1480, ia menikahi adik dari Bupati Banten ketika itu bernama Nyai Kawunganten. Dari pernikahan ini, ia mendapatkan seorang putri yaitu Ratu Wulung Ayu dan Maulana Hasanuddinyang kelak menjadi Sultan Banten I.9

  • Kesultanan Demak
Masa ini kurang banyak diteliti para sejarawan hingga tiba masa pendirian Kesultanan Demak tahun 1487 yang mana ia memberikan andil karena sebagai anggota dari Dewan Muballigh yang sekarang kita kenal dengan namaWalisongo. Pada masa ini, ia berusia sekitar 37 tahun kurang lebih sama dengan usia Raden Patah yang baru diangkat menjadi Sultan Demak I bergelar Alam Akbar Al Fattah. Bila Syarif Hidayat keturunan Syekh Maulana Akbar Gujarat dari pihak ayah, maka Raden Patah adalah keturunannya juga tapi dari pihak ibu yang lahir di Campa.
Dengan diangkatnya Raden Patah sebagai Sultan di Pulau Jawa bukan hanya di Demak, maka Cirebon menjadi semacam Negara Bagian bawahan vassal state dari kesultanan Demak, terbukti dengan tidak adanya riwayat tentang pelantikan Syarif Hidayatullah secara resmi sebagai Sultan Cirebon.
Hal ini sesuai dengan strategi yang telah digariskan Sunan Ampel, Ulama yang paling di-tua-kan di Dewan Muballigh, bahwa agama Islam akan disebarkan di P. Jawa dengan Kesultanan Demak sebagai pelopornya.

  • Gangguan Proses Islamisasi
Setelah pendirian Kesultanan Demak antara tahun 1490 hingga 1518 adalah masa-masa paling sulit, baik bagi Syarif Hidayat dan Raden Patah karena proses Islamisasi secara damai mengalami gangguan internal dari kerajaan Pakuandan Galuh (di Jawa Barat) dan Majapahit (di Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan gangguan external dari Portugis yang telah mulai expansi di Asia Tenggara.
Tentang personaliti dari Syarif Hidayat yang banyak dilukiskan sebagai seorang Ulama kharismatik, dalam beberapa riwayat yang kuat, memiliki peranan penting dalam pengadilan Syekh Siti Jenar pada tahun 1508 di pelataran Masjid Demak. Ia ikut membimbing Ulama berperangai ganjil itu untuk menerima hukuman mati dengan lebih dulu melucuti ilmu kekebalan tubuhnya.
Eksekusi yang dilakukan Sunan Kalijaga akhirnya berjalan baik, dan dengan wafatnya Syekh Siti Jenar, maka salah satu duri dalam daging di Kesultana Demak telah tercabut.
Raja Pakuan di awal abad 16, seiring masuknya Portugis di Pasai dan Malaka, merasa mendapat sekutu untuk mengurangi pengaruh Syarif Hidayat yang telah berkembang di Cirebon dan Banten. Hanya Sunda Kelapa yang masih dalam kekuasaan Pakuan.
Di saat yang genting inilah Syarif Hidayat berperan dalam membimbing Pati Unus dalam pembentukan armada gabungan Kesultanan Banten, Demak, Cirebon di P. Jawa dengan misi utama mengusir Portugis dari wilayah Asia Tenggara. Terlebih dulu Syarif Hidayat menikahkan putrinya untuk menjadi istri Pati Unus yang ke 2 pada tahun 1511.
Kegagalan expedisi jihad II Pati Unus yang sangat fatal pada tahun 1521 memaksa Syarif Hidayat merombak Pimpinan Armada Gabungan yang masih tersisa dan mengangkat Tubagus Pasai (belakangan dikenal dengan namaFatahillah),untuk menggantikan Pati Unus yang syahid di Malaka, sebagai Panglima berikutnya dan menyusun strategi baru untuk memancing Portugis bertempur di P. Jawa.
Sangat kebetulan karena Raja Pakuan telah resmi mengundang Armada Portugis datang ke Sunda Kelapa sebagai dukungan bagi kerajaan Pakuan yang sangat lemah di laut yang telah dijepit oleh Kesultanan Banten di Barat danKesultanan Cirebon di Timur.10
Kedatangan armada Portugis sangat diharapkan dapat menjaga Sunda Kelapa dari kejatuhan berikutnya karena praktis Kerajaan Hindu Pakuan tidak memiliki lagi kota pelabuhan di P. Jawa setelah Banten dan Cirebon menjadi kerajaan-kerajaan Islam.
Tahun 1527 bulan Juni Armada Portugis datang dihantam serangan dahsyat dari Pasukan Islam yang telah bertahun-tahun ingin membalas dendam atas kegagalan expedisi Jihad di Malaka 1521.
Dengan ini jatuhlah Sunda Kelapa secara resmi ke dalam Kesultanan Banten-Cirebon dan di rubah nama menjadi Jayakarta dan Tubagus Pasai mendapat gelar Fatahillah.
Perebutan pengaruh antara Pakuan-Galuh dengan Cirebon-Banten segera bergeser kembali ke darat. Tetapi Pakuan dan Galuh yang telah kehilangan banyak wilayah menjadi sulit menjaga keteguhan moral para pembesarnya. Satu persatu dari para Pangeran, Putri Pakuan di banyak wilayah jatuh ke dalam pelukan agama Islam. Begitu pula sebagian Panglima Perangnya.11

3.6.     PERTAMANAN GUNUNG SEMBUNG
Setelah beberapa tahun R. Walang Sungsang bersam adiknya dan istrinya berguru kepada Syekh Dzatul kahfi, dia di perintahkan agar membuka hutan untuk di jadikan pedukuhan atau perkampungan, setelah pedukuhan selesai pedukuhan itu di beri nama TEGAL ALANG-ALANG dan R. walang sungsang di pilih sebagai kepala dukuh. Setelah berhasil mempercepat laju perekonomian tegal alang-alang banyak pedagang asing berpaasaran disitu. Karena percampuran antara bangsa yang beriman maka banyak pendatang yang menawarkan pedukuhan CARUBAN (pertautan) sebagian warga sebagai pencari ikan.
Di kota suci makkah kedua kakak adik itu bermukim di rumah Syekh bayanilah sambil menambah Ilmu Agama Islam keudian Ratu Rara santang dinikahi oleh seseorang pembesar kota Ismailiyah, bernama Syarif Abdillah, maka syarif Abdillah mengganti nama Rara santang dengan nama SYARIFAH MUDA’IM, dari pperkawinan itu kemudian di karunia dua orang putra yaitu SYARIF HIDAYATULLAH dan  SYARIF NURULLAH sekitar tahun 1496 pangeran sampai di Cirebon, beliau merasa kagum karena selama tinggal di Makkah pedukuhan makin maju, padukuhan caruban di tingkatkan menjadi sebuah negeri NAGARI CARUBAN LABANG.  Sebenarnya berita tentang jadinya negeri tersebut terdengar Prabu Siliwangi yang tidak berkenan di hatinya akan berdirinya neegeri yang berhaluan Islam ini.
Guna mengimnbangi kemajuan yang sangat pesat pangeran Cakrabrana membangun istana negeri yang di beri nama PAKUNG WATI nama putrinya yang lahir ketika dia masih di Makkah. Selain itu untuk kunjungan tetapnya ke SYEKH DZATUL KAHFI di gunung jati di bangun tempat peristirahatan / pertamanan GUNUNG SEMBUNG.

3.7.     SUNAN GUNUNG JATI BUKAN FATAHILLAH
Syarif Hidayatullah dan putra-putrinya Nyi ratu Rarasantang dengan Syarif Abdillah, sejak kecil keduanya telah di perintah supaya menimba illmu sebanyaknya dari ulama’ yang mereka gurui, saat Syarif Hidayatullah berusia 28 tahun ayahnya meninggal dunia maka sebagai pengganti untuk memearintak kota Ismailiyyah. Ibunya dan Syarif hidayatullah meninggalkannya untuk pulang ke tanah jawa. Sekitar tahun 1415 keduanya sampai ke Curaban dan di sambut baik oleh pamannya yaitu Pangeran Cakrabana.
Berita tentang tampilnya seorang Mubaligh asal kota Ismailiyyah pemimpin negeri Cirebon terdengar oleh Demak yang berdiri pada tahun 1418 yang di bawah kekuasaan SUNAN RADEN PATAH. Maka sultan raden patah bersama raden lainnya yang sudah bergelar sunan menetapkan Syarif Hidayatullah sebagai pemimpin penyiar Agama Nabi Muhammad SAW di wilayah Jawa Barat beliau menetapkan juga sebagai Suanan Cirebon dengan gelar SUNAN GUNUNG JATI bermula dari sinilah terbentuklah sidang dewan wali sembilan (WALI SANGA) terdiri dari :

1.        Maulana Raden Rahmat                   : Sunan Ampel            (Surabaya)
2.        Maulana Makhdum Ibrahim             : Sunan Bonang           (Tuban)
3.        Maulana Raden Paku                        : Sunan Giri                 (Gresik)
4.        Maulana Syarifudin                          : Sunan Drajad                        (Sedayu)
5.        Maulana Ja’far Shodiq                      : Sunan Kudus            (Kudus)
6.        Maulana Raden Syahid                    : Sunan Kali Jaga        (Demak)
7.        Maulana Raden Prawata                   : Sunan Muria              (Kudus)
8.        Maulana Malik Ibrahim                    : Sunan Gresik             (Gresik)
9.        Maulana Syarif Hidayatullah            : Sunan Gunung Jati    (Cirebon)

Pada tahun 1480 sunan gunung jati menikah dengan putri kaisar Tiengkek ini bernama ONG TIEN, kemudian diganti dengan nama NYI RATU RARA SUMANDING.12
Di tengah-tengah kesibukannya pembangunannya fisik material dan mental di negri Cirebon ini datanglah utusan dari Raden Patah di kraton Pakung Wati, melaporkan bahwa malaka sudah di duduki oleh portugis, maka dari itu Demak mengirim bala bantuan pertahanan yang di pimpim oleh DIPATI UNUS,  kerajaan malaka di duduki portugis pada tahun 1511 pada masa pemerintahan SULTAN MAHMUD SYAH.
Sesuai yang di rencanakan bahwa Demak akan mengirim pasukan ke Cirebon untuk mempertahankan pelabuhan sunda dari portugis, pada tahun 1518 R. Patah meninggal dan di gantikan oleh DIPATI UNUS dengan gelar Pangeran Sabrang lor, dibawah pimpinan Fatahillah mereka berhadapan dengan Portugis, namun pada akhirnya pasukan pajajaran di pukul mundur dan pportugis pun terusir dari sunda kelapa pada tahun 1522.
Langkah-langkah selanjuutnya yang di lakukan oleh Maulana Syarif Hidayatullah adalah memperluas wilayah islam kenegeri-negeri sekitar Cirebon, untuk itu beliau menarik kembali Fatahillah yang sudah menduduki jabatan Bupati Jayakarta untuk memimpin pasukannya guna memperluas Agama Islam. Adapun daerah sekitar Cirebon yang berhasil dikuasai adalah :

3.8.     RAJA GALUH
Bekas pusat pajajaran sebelum pindah ke pakuan (Bogor) di perintah oleh prabu cakraningrat sebagai bekas pemerintahan pajajaran, raja galuh menuntut agar Cirebon tunduk dan mengirim Upeti seperti dulu.
Selesai penekhlukan Talaga dan Raja Galuh Sultan Cirebon Syarif Hidayatullah menyelenggarakan tasyakuran bersama dengan menikahkan FATAHILLAH dengan putrinya RATU WULUNG AYU.
Kemudian Setelah Segalanya Diatur Dengan Tertib dan usia sultan sudah lanjut, maka sang putra PANGERAN MUHAMMAD ARIFIN di nobatkan sebagai sultan II dengan gelar pangeran PASAREAN. Penasehat Sultan yang masih muda ini Sunan Gunung Jati dengan persetujuan warga kesultanan mengangkat Fatahillah dengan sebutan KI BAGUS PASAI.
Namun pada tahun ke-5 pengangkatannya ± tahun 1552 pangeran pasarean ke-II itu mendahului ayahandanya berpulang ke rakhmatullah.
Dengan wafatnya pangeran pasarean ini, Sunan Gunung Jati yang sudah merintis ketentraman hari tuanya dengan menata agama di pasambangan itu mengambil kebijaksanaan kesultanan Cirebon dengan mengangkat ARIA KAMUNING sebagai Sultan Cirebon ke III dengan gelar DIPATI CARBON I
Masa pemerintahan Dipati carbon 1 ± 12 tahun pada tahun 1565 tahta kesultananya di serahkan kepada putranya yang berusia 18 tahun yaitu PANGERAN MAS karena usianya masih tetrlalu muda ini banyak  memerlukan saran dan bimbingan dari sesepuh kraton seperti Sunan Gunung Jati dan Kiyai Bagus Pasai.
Oleh kaarenanya pada pemerintahan panembah ratu I Cirebon sedikit mengalammi penurunan, untung padamasa Sunan Gunung Jati kerajaan kecil yang menjadi pusat agama nenek moyang sudah semua di tundukkan, sehingga langkah selanjutnya tinggal meningkatkan pembinaan agar diantara mereka tidak ada sedikitpun niat untuk memberontak.13
  

3.9.      WAFAT SUNAN GUNUNG JATI
Dalam masa keprihatinan itu, dalam tahun 1568 seluruh warga kesultanan Cirebon berduka cita dengan berpulangnya ke alam baqa’ SYEKH MAULANA SYARIF HIDAYATULLAH SULTAN MAHMUD setelah genap berusia 120 tahun.
Bersama ibu Syarifah muda’im dan paman pangeran cakrabuana. Beliau di kebumikan di pertamanan Gunung Sembung dan 2 tahun kemudian menyusul pula KIYAI BAGUS PASAI FATAHILLAH dan di makamkan di tempat yang sama.
Demikianlah sekilas tentang riwayat kedua tokoh yang di identikkan menurut versi tokoh berdasarkan bukti yang ada.
Makam kedua tokoh itu, berdampingan dan tidak di perantai apapun. Maka dengan kilasan riwayat mudah-mudahan bisa dimaklumi bahwa SUNAN GUNUNG JATI adalah SYARIF HIDAYATULLAH bukan FATAHILLAH atau FALATEHAN.14

























BAB  IV
PENUTUP

Alhamdulillahi robb al-‘alamin akhirnya Karya tulis ini dapat terselesaikan dengan semaksimal mungkin walau mungkin jauh dari sempurna, penulis banyak mengucapkan terima kasih atas dukungan dari semua pihak yang telah memberi dukungan baik secara materiil maupun moril, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi kita semua umumnya .

4.1        Kesimpulan
Walisongo mempunyai peranan penting dalam proses peradaban islam di tanah jawa, karena kebudayaan-kebudayaan Hindu Budha telah berhasil di adaptasikan dan di interprestasikan menjadi budaya islam, tentunya tidak menyimpang dari Islam sendiri, dan yang pasti dapat menjadi hiburan untuk masyarakat. Bahkan hingga kini masih sering kita dengar tembang-tembang dari tokoh walisongo.

4.2       Saran
Demikianlah Karya tulis ini kami persembahkan dan hanya sebatas inilah kemampuan penulis dalam menyusun Karya Tulis. Semoga para pembaca terutama Guru Pembimbing Mata Pelajaran Bahasa Indonesia MAN Babakan Lebaksiu Tegal dapat mengambil sedikit banyak manfa’at dari Karya tulis ini.
Saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak terutama teman-teman seperjuangan di MAN Babakan Lebaksiu Tegal serta dari Guru- Guru yang sangat kami harapkan. Dan semoga MAN Babakan Lebaksiu Tegal ini memberi guna dan manfaat. Amin.15












DAFTAR PUSTAKA

Musthofa Bisri, K. 1952. Tarikh Auliya, Kudus; Menara kudus
Sunardi M. Ag. Drs. 2004. Bahasa Arab; Surabaya. Kantor wilayah Departemen Agama
Wahyudi Asnan. 2001. Kisah Wali Sanga. Surabya. Karya Ilmu
   Didi Suryadi. 1977. Babad Limbangan.
·           Edi S. Ekajati. 1992. Sejarah Lokal Jawa Barat. Jakarta: Interumas Sejahtera.
·           _________. 1995. Kebudayaan Sunda (Suatu Pendekatan Sejarahi). Jakarta: Pustaka Jaya.
·           Hamka. 1960. Sejarah Umat Islam. Jakarta: Nusantara.
·           Pemerintahan Propinsi Jawa Barat. 1983. Rintisan Penelusuran Masa Silam Sejarah Jawa Barat.
·           Yuyus Suherman. 1995. Sejarah Perintisan Penyebaran Islam di Tatar Sunda. Bandung: Pustaka.
·           http://serbasejarah.wordpress.com/2008/12/19/syarif-hidayatullah-sunan-gunung-jati/
·           Suryadi, Didi. 1977Babad Limbangan. Hal : 46.
·           Apipudin. 2010. Penyebaran Islam di Daerah Galuh Sampai Abad ke 17. Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama.16









DAFTAR RIWAYAT HIDUP

17Nama : Sahrul Izazi
Tempat/Tanggal Lahir : Tegal , 12 Oktober 1996
Alamat : Jatirawa City
Agama : Islam 100 %
Hobi : Menulis
Cita – cita : Pengusaha Sukses

Nama : A. Saefullah
Tempat/Tanggal Lahir : 05 September 1995
Alamat : Gantungan Jatinegara
Agama : Islam
Hobi : Dengerin musik
Cita – cita : Tentara

Nama : Roy Zaenal Wildan A.
Tempat/Tanggal Lahir : Tegal , 19 Maret 1996
Alamat : Temkid – Adiwerna – Tegal
Agama : Islam
Hobi : Sepak bola
Cita – cita : Pemain Sepak bola






Nama : M. Jazeri
Tempat/Tanggal Lahir : Tegal , 21 Januari 1996
Alamat : Bumijawa Tegal
Agama : Islam
Hobi : Olahraga
Cita – cita : -
Nama : Edi Asfiya
Tempat/Tanggal Lahir : Tegal , 22 Oktober 1995
Alamat : Kedungwungu City Tegal
Agama : Islam
Hobi : Menulis
Cita – cita : Pengusaha Sukses

Nama : Pandhu Aqil M.
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat :
Agama : Islam
Hobi : Olahraga
Cita – cita : Bina Ragawan18



LAMPIRAN




Atau bisa download filenya di Sini File Type .Doc


Read More »

0 comments:

Post a Comment

Copyright © *Gubug Kreasi^ 2014

Template By Sayyidan Chiam